Market

Pembangunan Ekosistem Jadi Kunci EV, ASEAN-BAC Dorong Adanya MoU

Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) Arsjad Rasjid menyebut bahwa pembangunan keberlanjutan memang menjadi bagian, dari terwujudkan ekosistem electric vehicles (EV).

“Intinya adalah dengan membangun ekosistem, itu kan ada bagian daripada sustain development yang dilakukan. Jadi, ketika kita bicara sustainability, bagian dari sustainability development, artinya namanya ekosistem dari EV. Jadi ini adalah suatu kesatuan,” ujar Arsjad di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023) malam.

“Jadi pembangunan ekosistem daripada kendaraan listrik ini menjadi kunci. Karena ini kan sekarang sudah menjadi pembangunan strategi ekosistem di ASEAN,” lanjutnya.

Sebagai contoh, lanjut dia, Laos juga menjadi sasaran bagi Indonesia untuk berdiskusi mengenai EV ini.
“Karena tahun depan salah satu yang diangkat oleh Laos adalah mengenai legacy project perihal EV. Dengan Vietnam sudah mulai kita diskusikan juga, nanti teman-teman dari Vietnam akan hadir pada ASEAN BAC Summit untuk mendiskusikan hal tersebut,” ucap dia.

“Lalu juga pengusaha dari Australia hadir juga mengenai critical mineral, dengan Filipina ada juga,” sambungnya.

Pada sisi ini, ASEAN-BAC berharap agar adanya business matching antara pebisnis dengan negara-negara di ASEAN untuk membangun ekosistem EV.

“Jadi kita bicara mulai dari baterai, komponen charging, recycling, ini besar. Lalu disitu juga ada renewable energy, apakah itu (memakai) tenaga surya, solar dan lain-lain,” kata Arsjad.

Ia juga berharap akan adanya nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) di akhir diskusi, karena Arsjad menyebut antusiasme pengusaha ASEAN sudah mulai terlihat, untuk mau bekerja sama terkait EV.

“Sekarang sudah kelihatan, ingin membangun ini, ingin kerja sama, nah itu tadi bagaimana antusiasme dari perusahaan-perusahaan. Kita ingin mendorong akhir diskusi ini ada MoU dan lain-lain,” tutup Arsjad Rasjid.

Back to top button