Arena

Pelatih PSG Terjerat Isu Rasial dan Islamofobia, Diskriminasi dengan Pemain Muslim

Pelatih Paris Saint-Germain (PSG), Christophe Galtier, dilaporkan terlibat dalam kontroversi rasial dan Islamofobia berdasarkan informasi yang beredar di media sosial. Komentar yang mencuat ini diduga berasal dari email yang bocor dari Direktur Sepak Bola Nice, Julien Fournier, kepada Direktur INEOS, Dave Brailsford, saat Galtier menjadi pelatih OGC Nice pada musim lalu.

Dalam kebocoran email tersebut, Galtier dikabarkan mengeluhkan komposisi pemain Nice yang tidak sesuai dengan keinginannya. Pelatih asal Marseille tersebut disebutkan tidak puas memiliki banyak pemain kulit hitam dan beragama Islam seperti Jean-Clair Todibo, Youcef Atal, Hicham Boudaoui, Amine Gouiri, dan Mario Lemina.

Dikutip dari EuroFoot berdasarkan laporan RMC, ketidakpuasan Galtier terhadap skuad Nice disampaikan melalui putra dan agennya, John Valovic-Galtier. Fournier menggambarkan pernyataan kontroversial Galtier yang bernada rasial dan Islamofobia, termasuk keinginannya untuk membatasi jumlah pemain Muslim dalam tim dan menggantikan beberapa pemain dengan gelandang Jordan Ferri.

“‘Julien tidak bisa bekerja. Ayah saya menangis kemarin, Anda tidak menyadari itu.’ Saya bertanya kepada dia, ada apa dan dia menjelaskan kepada saya, ‘Tim ini tidak mencerminkan dia [Galtier], dan kita tidak bisa terus seperti ini,’” kata Fournier menirukan ucapan putra Galtier.

Fournier juga menyebutkan bahwa Galtier telah mengungkapkan ketidakpuasan ini dalam beberapa kesempatan, termasuk pada 31 Maret 2022 saat diskusi tentang rencana skuad Nice musim 2022/2023. Pernyataan kontroversi Galtier tersebut telah menyebar di media sosial, menimbulkan perdebatan tentang sikap pelatih PSG ini terhadap pemain beragama Islam dan berkulit hitam.

“Terkejut dengan komentar-komentar ini, dan mencoba membayangkan realitasnya, saya meminta dia, lebih tepatnya, dan dia menambahkan, ‘Hanya ada orang kulit hitam dan setengah dari tim ada di masjid pada Jumat sore,” ucap Fournier.

“Ketika saya mengajukan pertanyaan kepada dia, dia membuat saya sadar akan keinginannya untuk melakukan perubahan mendalam pada tim, mengedepankan argumen olahraga, tetapi menjelaskan bahwa dia ingin membatasi sebanyak mungkin jumlah Muslim dalam tim, dan terutama ingin mendapatkan singkirkan (Jean-Clair) Todibo, (Youcef) Atal, (Hicham) Boudaoui, (Amine) Gouiri, hingga (Mario) Lemina,” ucap Fournier.

Juga terungkap bahwa Galtier terus-menerus mengeluh bahwa skuad tersebut memiliki terlalu banyak pemain Muslim menjelang Ramadan.

Tuduhan ini juga mencakup keputusan Galtier yang kontroversial ketika mengeluarkan Billal Brahimi, pemain Muslim yang rajin berpuasa setiap hari, jelang pertandingan melawan Rennes pada 2 April 2022. Kasus ini menyoroti perdebatan yang lebih luas tentang isu rasial dan agama dalam dunia sepak bola.

🚨🇫🇷 Former OGC Nice director Julien Fournier sent an email reporting about shocking remarks from Christophe Galtier…

“He Galtier told me that I have to take into the reality of the city and that we couldn’t have so many blacks and muslims in the team.”

It was also revealed… pic.twitter.com/6S3ZBFjKHt

— EuroFoot (@eurofootcom) April 12, 2023

Back to top button