Market

Pelambatan Laju Inflasi AS Picu ‘Profit Taking’ di Bursa Saham

Jumat, 13 Jan 2023 – 11:20 WIB

Pelambatan Laju Inflasi AS Picu ‘Profit Taking’ di Bursa Saham - inilah.com

Pada perdagangan Jumat (13/1/2022) hingga pukul 11.07 WIB, IHSG melaju di zona merah 25,9 poin (0,39%) ke posisi 6.603. Padahal, saat pembukaan, indeks menguat 20,14 poin atau 0,3 persen ke posisi 6.650,07. (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Sentimen positif dari melambatnya laju inflasi di Amerika Serikat justru memicu aksi profit taking di bursa saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengalami pelemahan setelah dibuka menguat Jumat (13/1/2023) pagi.

Hingga pukul 11.07 WIB, IHSG melaju di zona merah 25,9 poin (0,39%) ke posisi 6.603. Padahal, IHSG dibuka menguat 20,14 poin atau 0,3 persen ke posisi 6.650,07. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,92 poin atau 0,21 persen ke posisi 907,6.

Indeks yang mengalami technical rebound itu kembali dilanda aksi realisasi untung alias profit taking lantaran tren teknikalnya yang masih melemah.

“Untuk hari ini kami memperkirakan IHSG bergerak mixed dan cenderung menguat, dipengaruhi oleh arah inflasi di AS yang diperkirakan sudah mengalami peak sehingga kekhawatiran akan kenaikan suku bunga mereda, kenaikan harga komoditas seiring optimisme dari reopening perekonomian China, serta DXY yang kembali melemah sehingga mendorong penguatan rupiah,” tulis Tim Riset Panin Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat (13/1/2023).

Pada penutupan kemarin, pasar saham AS bergerak menguat. Indeks saham DJIA menguat 0,64 persen, S&P 500 naik 0,34 persen, dan Nasdaq meningkat 0,64 persen.

Penguatan tersebut dipengaruhi oleh rilis data inflasi di AS yang sejalan dengan ekspektasi di mana tercatat 6,5 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 7,1 persen (yoy).

Berdasarkan komposisi penyusun inflasi, untuk harga energi, makanan dan biaya transportasi mengalami penurunan.

Kondisi tersebut diikuti dengan indeks dolar yang kembali melemah ke kisaran 102 setelah sebelumnya sempat menguat ke kisaran 103.

Sementara pasar saham Eropa kemarin ditutup menguat. DAX meningkat 0,74 persen, FTSE naik 0,89 persen, dan STOXX600 menguat 0,63 persen. Penguatan tersebut didorong oleh optimisme rilis data perekonomian di Eropa.

Di Asia, pasar saham pagi ini dibuka beragam cenderung menguat. Kondisi itu dipengaruhi optimisme akan prospek ekonomi yang lebih positif terkait arah kebijakan suku bunga yang cenderung tidak akan agresif usai rilis data inflasi di AS.

Selain itu, ada potensi peningkatan aktivitas industri dan konsumsi di Asia sejalan dengan pembukaan kembali ekonomi di China. Indeks dolar yang melemah juga mendorong penguatan nilai tukar mata uang di Asia.

Dari komoditas, harga minyak Brent naik 1,65 persen yang didorong oleh prospek permintaan dari China yang mulai membaik. Penguatan harga minyak juga dipicu oleh kekhawatiran akan dampak penerapan sanksi terhadap pasokan minyak Rusia.

China telah membuka kembali ekonominya setelah berakhirnya pembatasan COVID-19 yang ketat. Hal itu meningkatkan optimisme bahwa permintaan bahan bakar akan naik pada 2023.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 320,3 poin atau 1,21 persen ke 26.129,5, indeks Hang Seng naik 17,45 poin atau 0,08 persen ke 21.531,55, indeks Shanghai menguat 11,87 poin atau 0,38 persen ke 3.175,32, dan indeks Strait Times meningkat 13,85 poin atau 0,42 persen ke 3.281,63.

Back to top button