Market

Pekerja Perusahaan Konstruksi Smelter China di Morowali Berbagi Kisah

Pembicaraan soal perusahaan-perusahaan China selalu memantik rasa penasaran publik. Bukan hanya karena soal investasi yang ditanamkan di Indonesia cukup besar, negeri Tirai Bambu itu juga terkenal dengan aksi borongannya.

Perusahaan-perusahaan itu menanamkan modal di Tanah Air plus dengan produk beserta pekerjanya yang diboyong sekaligus dari negeri Panda. Salah satu contohnya adalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Begitu juga dalam proyek-proyek pertambangan.

Itu tak berlebihan lantaran data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat pada 2021, TKA di Indonesia masih didominasi dari China. Angkanya sebanyak 37,7 ribu atau setara 42 persen dari total 88,27 ribu orang TKA.

Isu ini semakin ‘panas’ terutama setelah Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyayangkan mayoritas pekerja industri nikel Tanah Air didominasi tenaga kerja asing (TKA) China. Menurutnya, Indonesia adalah salah negara penghasil nikel terbesar di dunia. Tapi pekerjanya, mulai dari hulu sampai hilir kebanyakan TKA asal China.

“Ini daerah kaya nikel, tapi yang kerja semua China dari daratan sampai tukang las,” ujar JK dalam suatu kesempatan di Jakarta, Jumat (28/10/2022).

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buru-buru membantah pernyataan JK itu. “Enggak betul, waktu construction dulu awal awal tahun 2014 iya, sekarang sudah banyak orang-orang Indonesia. Pergi saja ke sana,” kata Luhut, Sabtu (29/10/2022).

Sebelumnya, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pernah menjawab dugaan banyaknya TKA asal China yang bekerja di Morowali, Sulawesi Tengah. CEO IMIP Alexander Barus mengklaim hanya ada 10,9% pekerja China di kawasan tersebut.

Hingga 2018, terdapat 16 perusahaan yang masuk dalam Kawasan Industri itu. Sebanyak 13 di antaranya mempekerjakan TKA asal China. Saat itu, jumlah pekerja China sebanyak 3,1 ribu orang, dari total 28,5 ribu orang yang bekerja di kawasan tersebut.

Terlepas dari perdepatan tersebut, Muhammade, yang merupakan bagian dari ribuan pekerja lokal di Kabupaten Morowali, Kamis (5/1/2023) membagikan kisahnya kepada para wartawan. Pemuda setempat berusia 24 tahun itu datang ke lokasi konstruksi smelter asal China, PT MCC20 Indonesia RKEF.

RKEF adalah alat peleburan (smelter) nikel berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace. Perusahan itu berlokasi di desanya, Laroenai, Morowali. Smelter adalah sebuah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar.

Medio Desember 2022, PT MCC20 Indonesia telah menyelesaikan proyeks PT Huayou Nickel Cobalt di Morowali sehingga siap berproduksi 60 ribu ton nikel per tahun.

Pada awalnya, Muhammade membantu tim mekanik asal China dalam proyek tersebut untuk menyelesaikan perbaikan dan perawatan harian ekskavator dan loader. Dia proaktif dalam pekerjaannya sehari-hari.

Ketika ada masalah dengan peralatan di lokasi konstruksi, ia selalu memeriksa bagian-bagiannya dan menganalisis penyebab kerusakannya dengan sabar. Meski sering berada di bawah terik matahari dan tangannya berlumuran minyak dan lumpur, dia tidak pernah mengeluh.

Dengan cara ini, Muhammade tumbuh menjadi mekanik yang sangat baik di bawah bimbingan guru China dengan mengandalkan kecerdasan dan ketekunannya.

Melihat peralatan yang diperbaiki dengan penelitiannya sendiri, Muhammade tersenyum senang. Selain ketekunan dan dedikasi terhadap pekerjaannya, ia juga memiliki rasa tanggung jawab yang sangat kuat, terlebih dengan bertambahnya peralatan di departemen proyek PT MCC20.

Jerih payahnya itu pun berbuah manis. Dia dipromosikan menjadi pemimpin tim pemeliharaan peralatan dan memimpin rekan yang lain untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan.

“Saya sangat senang bekerja sama dengan orang China, dan saya telah belajar banyak keterampilan dan pengetahuan manajemen dari guru MCC20,” ujarnya seraya memperlihatkan mimik wajah yang semringah.

Sebagai mandor, ia merasa memiliki lebih banyak tanggung jawab. “Dan, saya akan meneruskan keterampilan yang telah saya pelajari kepada lebih banyak personel pemeliharaan,” tuturnya.

Dalam beberapa tahun terakhir bergabung dengan MCC20, Muhammade telah menyaksikan perubahan besar di kampung halamannya. Dia juga telah menyelesaikan transformasi dari pembantu pemeliharaan menjadi pemimpin tim pemeliharaan.

Selama beberapa tahun mengerjakan proyek Laroenai, ia membangun rumah baru untuk keluarganya, membeli furnitur baru, dan menyaksikan kelahiran serta pertumbuhan anak-anaknya.

“Proyek ini telah membawa banyak perubahan bagi masyarakat setempat kami, banyak teman telah menemukan pekerjaan yang stabil di proyek tersebut dan belajar banyak keterampilan dan pengetahuan manajemen, dengan hasil ini membuat hidup semua orang semakin Bahagia,” ucapnya sambal duduk di meja kerja yang cerah.

Menurut pengakuannya, banyak masyarakat setempat yang sukses meningkatkan taraf hidup keluarga mereka lantaranya banyaknya pembangunan proyek di daerahnya. Pembangunan proyek tidak hanya menyediakan banyak pekerjaan yang beragam, tetapi juga menumbuhkan banyak bakat teknis.

Banyak pemuda di desa yang bekerja proyek dan menemukan pekerjaan yang cocok untuk mereka. Mereka melangkah ke posisi manajemen perusahaan, bersinar dan berhasil di posisi masing-masing. “Mereka pun berkontribusi pada pembangunan kampung halaman dan kehidupan yang lebih baik,” imbuhnya.

Back to top button