Hangout

Pekan Raya Jakarta Sudah Dimulai, Ini 5 Fakta yang Menarik untuk Diketahui

Ditulis oleh: Diyah Nur Alifah

Jakarta Fair Kemayoran atau yang lebih dikenal sebagai Pekan Raya Jakarta (PRJ) kiranya sudah tak terdengar asing bagi warga ibu kota.  

Mungkin anda suka

Kemeriahannya selalu dinanti dan ditunggu-tunggu oleh banyak lapisan masyarakat. Mulai dari pedagang kaki lima, musisi, hingga masyarakat setempat yang antusias memeriahkan suasana pekan raya.  

Pekan Raya Jakarta sendiri sempat ditangguhkan dua tahun akibat pandemi COVID-19 yang mengguncang dunia. Lantas baru diadakan lagi di tahun 2022. 

Kini, setelah kekisruhan akibat pandemi mulai luntur dan dunia mulai membaik, akhirnya tepat Rabu malam, 14 Juni 2023, Presiden Joko Widodo membuka Jakarta Fair 2023 di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.  

Rencananya, Jakarta Fair akan diselanggarakan selama 33 hari, berlangsung dari tanggal 14 Juni 2023 hingga 16 Juli mendatang. Pameran ke-55 ini berbarengan dengan ulang tahun ke-496 Kota Jakarta.  

Berikut adalah sejumlah fakta Pekan Raya Jakarta, mulai dari sejarah sampai sosok pendirinya:

1. Jakarta Fair Pertama

Jakarta Fair pertama kali digelar pada 5 Juni hingga 20 Juli 1968. Hal tersebut berarti Jakarta Fair sudah berusia 55 tahun.  

Djakarta Fair (DF) merupakan sebutan awal ketika pameran ini pertama kali diadakan. Masih menggunakan ejaan lama. 

Yang mana seiring berjalannya waktu, mengalami perubahan dan lebih populer dikenal sebagai PRJ (Pekan Raya Jakarta) Kemayoran. 

Jakarta Fair pertama dibuka oleh Presiden Soeharto, dengan simbolisasi berupa pelepasan merpati. 

2. Venue Awal 

Seperti yang telah disebutkan dalam poin sebelumnya, perayaan Jakarta Fair biasanya dilangsungkan di Kemayoran, Jakarta Pusat, namun nyatanya di masa-masa awal, perayaan Jakarta Fair diselenggarakan di kawasan Monumen Nasional (Monas).  

Barulah pada tahun 1992 Presiden Soeharto memutuskan untuk mengadakan Jakarta Fair di kawasan Kemayoran, yang mana menjadi tempat perhelatan acara hingga sekarang.  

3. Inisiator

Tentulah Jakarta Fair tak muncul secara tiba-tiba begitu saja, pastilah ada seorang inisiator kreatif yang mendalangi festival akbar satu ini. 

Dialah Syamsudin Mangan atau yang lebih dikenal sebagai Haji Mangan, seorang konglomerat tekstil yang kala itu menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin). 

Haji Mangan mengusulkan untuk mengadakan suatu pameran besar yang dapat meningkatkan pemasaran produk dalam negeri. 

Dengan pertimbangan mulai bangkitnya pengusaha dalam negeri pasca insiden G30S/PKI pada tahun 1965. 

Usut punya usut, Haji Mangan terinspirasi dari berbagai macam pameran internasional yang sering ia ikuti sebagai konglomerat tekstil. 

Usulan ini disambut baik oleh Ali Sadikin selaku gubernur Jakarta kala itu. Mengingat Pemprov DKI Jakarta sendiri ingin menyatukan berbagai kegiatan pasar malam yang kala itu kerap kali diselenggarakan di berbagai wilayah Jakarta.   

Lantas agar perayaan Jakarta Fair dipandang lebih resmi, maka Pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan Peraturan Daerah nomor 8 tahun 1968. 

Isinya menetapkan bahwa Jakarta Fair menjadi agenda tetap tahunan yang diselenggarakan menjelang milad DKI Jakarta pada tanggal 22 Juni.  

4. Pameran Terbesar di Asia Tenggara

Pada tahun 2012, saat pembukaan Jakarta Fair tengah dilangsungkan, Susilo Bambang Yudhoyono, selaku Presiden Republik Indonesia, mengungkapkan bahwa Pekan Raya Jakarta merupakan salah satu pameran terbesar se-Asia Tenggara. Yang mana pendapat SBY ini pun disetujui beberapa tokoh lainnya.  

Klaim ini muncul disebabkan jumlah pengunjung dan nilai transaksi yang meningkat secara signifikan setiap tahunnya.  

5. Pekan Raya yang Diadakan Lebih dari Sepekan 

Meski dikenal dengan sebutan Pekan Raya Jakarta, namun Jakarta Fair tak diselenggarakan hanya dalam waktu sepekan saja. 

Pada umumnya, Pekan Raya Jakarta diadakan sekitar 30-35 hari, meski begitu sempat tercatat rekor penyelenggaraan Jakarta Fair terlama pada tahun 1969 yang berlangsung selama 71 hari. 

Di tahun tersebut juga Presiden AS, Richard Nixon bertandang ke Jakarta Fair ketika sedang menjalani lawatan ke Indonesia.

Disclaimer: Kanal Penulis Lepas disediakan untuk tujuan informasi umum dan hiburan. Isi dari blog ini hanya mencerminkan pandangan pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Inilah.com.

Back to top button