Market

Pasar Saham Cemaskan ‘Capital Outflow’ Lantaran Tingginya Imbal Hasil Obligasi AS

Pada akhir perdagangan sesi pertama hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,07% ke level 6.609.63. Pelaku pasar mengkhawatirkan terjadinya capital outflow akibat tingginya imbal hasil obligasi AS.

Sementara itu, Investor asing pada perdagangan hari ini tercatat melakukan net sell hingga Rp14,15 miliar di pasar reguler.

Adapun 5 saham yang paling banyak dibeli asing adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Sedangkan 5 saham yang ramai dijual asing adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS siang ini ditutup melemah ke level 14,364 dibandingkan hari sebelumnya di level 14,335, sementara yield Surat Utang Negara (tenor 10 tahun) ditutup naik ke level 6.500% dari 6.481% pada hari sebelumnya.

Hendry Andrean, analis riset OCBC Sekuritas mengatakan, IHSG terlihat kembali melanjutkan tren negatifnya dan kembali ditutup dalam kondisi melemah pada perdagangan sesi pertama siang ini. “Pelemahan ini sejalan dengan tren penurunan yang juga terlihat pada bursa regional Asia lainnya merespons pelemahan bursa AS semalam,” katanya dalam riset dikutip Rabu (19/1/2022).

Tren pelemahan bursa dunia kali ini, menurut dia, dipengaruhi oleh kenaikan yield obligasi AS. Untuk tenor pendek 2 tahun, yield-nya telah melampaui 1% sedangkan tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan hingga 1,87%. “Ini merupakan kenaikan tertinggi dalam dua tahun,” ucapnya tandas.

Kenaikan yield obligasi AS tersebut, menurut Hendry, pada akhirnya memberikan tekanan negatif terhadap pergerakan bursa saham dunia hari ini. “Para investor terlihat mulai mengantisipasi peluang kenaikan suku bunga acuan The Fed yang lebih cepat dari perkiraan,” papar dia.

Kondisi yield obligasi AS yang tinggi tersebut, lanjut dia, juga berpeluang memicu capital outflow di negara-negara berkembang. “Mengacu pada kuatnya sentimen negatif tersebut maka IHSG kami perkirakan masih berpeluang untuk melanjutkan tren pelemahannya pada perdagangan sesi kedua ini,” ungkap Hendry.

Secara teknikal, potensi support bagi IHSG pada perdagangan sesi kedua diperkirakan berada di level 6.580.

Di atas semua itu, Hendry merekomendasikan beberap saham pilihannya sebagai berikut:

  1. Saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

“PWON kami perkirakan berpeluang untuk bergerak dalam tren menguat terutama jika PWON mampu terus bergerak di atas level support kritikal 450,” ujarnya.

Secara teknikal, support saham ini berada di 450 dan resistance 484. Rekomendasi speculative buy untuk PWON di level 460-464.

  1. Saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)

“LSIP kami perkirakan berpeluang untuk mengalami technical rebound terutama jika LSIP mampu terus bergerak di atas level support kritikal 1.150,” tuturnya.

Secara teknikal, support saham ini berada di 1.150 dan resistance 1.225. Rekomendasi speculative buy untuk LSIP di level 1.170-1.185.

  1. Saham PT Elnusa Tbk

“Saham ELSA kami perkirakan berpeluang untuk mengalami technical rebound terutama jika ELSA mampu terus bergerak di atas level support kritikal 254,” ucapnya.

Secara teknikal, support saham ini berada di 254 dan resistance di 286. Rekomendasi speculative buy untuk ELSA di level 262-266.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Back to top button