Market

Pakar UGM: Pertalite Tak Dibatasi, BBM Subsidi Habis Akhir Oktober

Tujuh bulan jalan, kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yakni Pertalite, tersedot Rp16,8 juta kilo liter (KL). Tersisa cuman 6,2 juta KL, diprediksi jebol sampai akhir tahun.

Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menilai wajar apabila Menteri Keuangan Sri Mulyani gundah gulana atas realitas ini. Tujuh bulan berjalan, Pertalite yang disubsidi negara terserap 73,04 persen dari kuota 23 juta KL.

Tak ada cara lain, kata Fahmy, pembatasan BBM subsidi harus dilakukan. Kalau tidak, akhir Oktober diprediksi bakal jebol. “Kalau upaya pembatasan konsumsi Pertalite gagal, maka kuota BBM subsidi pasti jebol. Paling akhir Oktober 2022. Itu tidak bisa dihindari pemerintah,” papar Fahmy kepada Inilah.com, Jakarta, Jumat (12/8/2022).

Kalau sudah jebol, kemudian pemerintah menambah kuota BBM subsidi sampai akhir tahun, kata dia, yang berat APBN. Anggaran untuk subsidi energi bakal bengkak lagi hingga di atas Rp600 triliun. “Jika tidak menambah kuota BBM subsidi, maka kelangkaan akan terjadi di berbagai SPBU. Ini justru memantik gejolak sosial,” tuturnya.

Sejak awal, Menteri Keuangan, Sri Mulyani sudah menyadari potensi jebolnya kuota BBM subsidi. Kalau terus ditambah maka akan mengganggu APBN.

Saat ini saja, anggaran untuk subsidi BBM sudah bengkak hampir Rp350 triliun. Yakni dari pagu awal APBN 2022 sebesar Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun.

Pembengkakan ini terjadi lantaran harga minyak dunia yang membubung akibat perang Rusia-Ukraina. Sebagai net importir, ketika harga minyak dunia mahal, maka beban subsidi negara ikut naik pula.

Nah, anggaran subsidi BBM sudah jebol Rp350 triliun, kalau jebol lagi maka APBN 2022 semakin babak belur. Apalagi keuangan negara sedang seret.

Back to top button