Hangout

Obat Diet Elon Musk Ini Laku Keras, Saham Novo Nordisk Meroket hingga Rp7,8 T


Ozempic, obat yang awalnya dirancang untuk pengobatan diabetes, kini menjadi sorotan karena popularitasnya di kalangan selebriti, tokoh teknologi, dan influencer TikTok yang menggunakannya untuk menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Saham Novo Nordisk selaku produsennya kini dilaporkan mencapai rekor tertinggi setelah perusahaan insulin asal Denmark ini melaporkan lonjakan penjualan obat-obatan obesitas dan diabetesnya, Wegovy dan Ozempic, mendorong nilai pasar mereka melewati angka $500 miliar atau setara Rp7,89 triliun (kurs Rp 15.781).

Permintaan yang meningkat secara signifikan untuk kedua obat tersebut, yang digunakan oleh selebriti termasuk Oprah Winfrey dan Elon Musk, telah membuat perusahaan ini kesulitan untuk memenuhi pesanan dan terpaksa memperluas situs produksi.

Elon Musk, dalam respons terhadap pertanyaan tentang penampilannya yang fit dan sehat, mengungkapkan melalui Twitter bahwa ia menggunakan Wegovy. Andy Cohen dan berbagai aktor serta produser juga dilaporkan memuji obat tersebut dalam pesan pribadi. Di TikTok, tagar #Ozempic telah ditonton lebih dari 273 juta kali, dengan beragam cerita tentang penurunan berat badan dan efek samping yang dialami.

Peningkatan minat terhadap Ozempic dan Wegovy telah mendorong beberapa dokter untuk meresepkannya secara “off-label,” atau untuk penggunaan di luar indikasi yang disetujui. 

Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan profesional medis, termasuk Dr. Disha Narang dari Northwestern Medicine Lake Forest Hospital, yang khawatir obat tersebut akan lebih dikaitkan dengan “vanitas” daripada sebagai obat penting untuk pasien diabetes.

Cara Kerja Ozempic

Ozempic dan Wegovy, yang keduanya mengandung semaglutide, dirancang untuk disuntikkan sekali seminggu. Obat ini meniru hormon GLP-1, mengurangi nafsu makan dan memperlambat pengosongan lambung, sehingga membantu penurunan berat badan pada orang dengan obesitas dan kondisi kesehatan terkait. Namun, obat ini belum diteliti secara signifikan pada orang tanpa diabetes atau kelebihan berat badan.

Penggunaan Ozempic dan Wegovy dapat menyebabkan mual, dehidrasi, kelelahan, perubahan buang air besar, dan dalam kasus yang jarang, risiko pankreatitis dan pembentukan batu empedu. Dr. Robert Gabbay, dari American Diabetes Association, menekankan pentingnya pemantauan pasien saat menggunakan obat ini.

Meskipun ada potensi manfaat, penggunaan off-label dari obat-obat ini menimbulkan kekhawatiran. Dr. Andrew Kraftson dari Michigan Medicine menyoroti bahwa pasien yang menggunakan obat ini tanpa pengawasan medis mungkin tidak mendapatkan perlindungan yang sama seperti dalam pengaturan klinis.

Tanggapan Industri

Novo Nordisk, produsen Ozempic, menyatakan bahwa mereka tidak “mempromosikan, menyarankan, atau mendorong penggunaan off-label dari obat-obatan kami.” Namun, keefektifan dan keamanan Ozempic sebagai obat penurun berat badan telah mendapat pengakuan ilmiah, mirip dengan Viagra, menjadikannya sangat diminati dan sering kali kehabisan stok di Amerika.

Di Indonesia, obat ini juga diperkirakan akan laris manis meskipun harganya yang mahal, menunjukkan potensi pasar yang besar untuk obat penurun berat badan yang efektif dan didukung oleh bukti ilmiah.

Sementara Ozempic menawarkan harapan baru bagi banyak orang untuk mengelola berat badan, penggunaannya harus diimbangi dengan pemahaman yang mendalam tentang efek samping dan pembatasan penggunaannya. Diskusi yang berkelanjutan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan adalah kunci untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan efektif.

Back to top button