Market

Nyaris Dibubarkan, PT Garuda Segera Merger dengan Citilink dan Pelita Air

Secara keuangan, PT Garuda Indonesia gagal diselamatkan, akhirnya Menteri BUMN Erick Thohir menggabungkan dengan dua maskapai penerbangan milik negara yakni Citilink Indonesia dan Pelita Air Service.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana menggabungkan (merger) tiga maskapai penerbangan pelat merah. Ketiganya terdiri atas PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Citilink Indonesia, dan Pelita Air Service.

Mungkin anda suka

Opsi merger ketiga BUMN dalam klaster penerbangan ini merupakan upaya agar lebih efisiensi Kementerian BUMN. Aksi serupa sudah dilakukan sebelumnya di sektor pelabuhan dan logistik dengan menggabungkan empat perusahaan PT Pelindo (Persero).

“Setelah melakukan rangkaian program efisiensi pada empat Pelindo, akan melanjutkan ke BUMN pada klaster lain, maskapai penerbangan. Saat ini, terdapat tiga BUMN yang bergerak di bidang penerbangan, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air,” ujar Erick melalui keterangan pers, Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Posisi utang PT Garuda per 13 Juni 2023, sebesar US$ 10,11 miliar atau sekitar Rp 149,62 triliun menjadi hanya bersisa menjadi US$ 5,1 miliar atau sekitar Rp 75,48 triliun (dalam kurs Rp 14.800). Pada akhir tahun 2022 lalu, BUMN penerbangan ini mendapat PMN sebesar Rp7,5 triliun.

Garuda Indonesia, kata Erick, telah diselamatkan, setelah nyaris dibubarkan. Maskapai dengan kode saham GIAA itu pada akhirnya dipertahankan karena Indonesia perlu tetap memiliki flag carrier.

Per 3 Januari 2023, komposisi saham Garuda sebesar 64,54 dimiliki pemerintah, 7,99 persen Trans Airways, 7,99 persen publik, dan 4,83 persen kreditor. Sebelumnya, pemerintah hanya memiliki saham Garuda sebesar 60,54 persen.

Erick mengaku, selama menyelamatkan Garuda, merupakan pekerjaan paling rumit. Rangkaian restrukturisasi menjadi tidak berujung. Saat perusahaan diperjuangkan, lanjut Erick, di waktu yang sama telah dipersiapkan Pelita Air. Ini sebagai antisipasi Indonesia tetap memiliki flag carrier nasional, jika Garuda gagal diselamatkan.

Pemerintah tetap mempertahankan bisnis penerbangan karena masih kekurangan sekitar 200 pesawat. Perhitungan itu diperoleh dari perbandingan antara Amerika Serikat dan Indonesia.

Di Amerika Serikat, sebut Erick, terdapat 7.200 pesawat yang melayani rute domestik. Di mana terdapat 300 juta populasi yang rata-rata pendapatan per kapita (GDP) mencapai USD40 ribu.

Manajemen Tajir Melintir

Meski keuangannya sedang boncos, gaji direksi PT Garuda tetap tajir melintir. Berdasarkan laporan keuangan Garuda Indonesia di kuartal I-2021, yang telah diunggah dalam laporan keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), total renumerasi yang diterima direksi selama tiga bulan adalah US$550.824. Angka itu merupakan akumulasi gaji yang diterima delapan orang direksi.

Gaji terdiri atas imbalan kerja jangka pendek sebesar US$448.504 (Rp6.7 miliar), dan imbalan kerja pasca-kerja senilai US$102.320. Bila dibagi delapan orang, masing-masing direktur ditaksir menerima US$68.853 per orang (Rp1,03 miliar).

Sedangkan untuk renumerasi komisaris pada kuartal I-2021 sebesar US$183.163 (Rp2,75 miliar). Total gaji ini diterima lima orang komisaris. Adapun gaji itu terdiri atas imbalan kerja jangka pendek sebesar US$151.602 (Rp2,27 miliar) dan imbalan kerja pasca-kerja senilai US$31.561 (Rp473 juta).

Dari total imbalan yang diterima, masing-masing komisaris Garuda ditaksir memperoleh US$36.632 selama tiga bulan atau US$12.210 per bulan. Angka ini setara dengan sekitar Rp185,5 juta (kurs Rp15.200 per dolar AS).

Back to top button