Market

Ngotot Tren Kendaraan Listrik, Inilah Peran Tiga BUMN Permudah Penggunanya

Rencananya, seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik Pertamina, menyiapkan fasilitas penukaran baterai atau battery swap. Tujuannya untuk mempermudah pengguna kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) guna mengakselerasi transisi energi.

Kemudahan ini merupakan berkolaborasi Pertamina, PLN dan Mining Industry Indonesia (MIND ID) untuk membangun ekosistem baterai EV di Indonesia. “Jadi kontribusi kami salah satunya akan membangun EV battery ecosystem dari hulu hingga hilir, dan berbagai peran sesuai kompetensi dan scope masing-masing,” ujar Nicke seperti mengutip dalam Rapat Panja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (2/10/2023). Nicke menjelaskan, peran MIND ID dalam kolaborasi tersebut yakni akan berfokus di sisi hulu.

Selanjutnya di sisi pemurnian (refinery) MIND ID dan Pertamina akan menjalankan perannya masing-masing. Sedangkan PLN berperan di sisi hilir, yang akan fokus pada pengembangan baterai kendaraan listrik yang juga akan dibantu Pertamina.

Di sisi lain, jika PLN sudah mempunyai standar untuk battery charging station atau SPKLU,  Pertamina akan berbagi untuk menyediakan fasilitas penukaran baterai di semua SPBU.

Harga Baterai Masih Mahal

Sebab menurut Nicke, antara SPKLU dan swapping berbeda pasarnya. “Karena kan biasanya pengisian baterai EV sebagian besar untuk kendaraan mobil, sedangkan stasiun penukaran baterai untuk motor,” ujarnya.

Nicke menilai, kendaraan roda dua atau motor lebih mudah dan terjangkau untuk bisa beralih dari bahan bakar minyak (BBM) ke listrik. Namun, sayangnya harga baterainya lebih mahal yakni setengah dari harga motor.

“Oleh sebab itu, kami harus memberikan dukungan dengan menyediakan stasiun baterai isi ulang di semua tempat, termasuk di SPBU Pertamina,” kata dia.

Adapun Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo sudah menuturkan dari perhitungan 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik. Sedangkan dalam 1 liter BBM mengandung 2,4 kilogram emisi karbon.

Selain itu 1 kWh listrik pada sistem kelistrikan di Indonesia, emisinya hanya 0,85 kg CO2e. Artinya kalau 1,2 kWh, emisinya sekitar 1,1 kg CO2e. “Dengan menggunakan kendaraan listrik maka kita sudah menjadi bagian dalam mengurangi emisi karbon lebih dari 50%,” paparnya. 

Back to top button