News

Netanyahu Minta Hamas Menyerah, Abu Ubaidah: Kami Akan Terus Lawan Penjajah Biadab!


Kelompok pejuang kemerdekaan Hamas, melalui sayap militernya Brigade Al-Qassam, menyatakan akan terus berjuang dan memberikan perlawanan pada pasukan Israel di Jalur Gaza.

“Kami tidak punya pilihan selain melawan penjajah biadab ini di setiap lingkungan, jalan, dan gang,” ujar Juru Bicara Brigade Al-Qassam Abu Ubaidah, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (11/12/2023).

Saat ini pertempuran Hamas-Israel tengah terkonsentrasi di wilayah selatan Jalur Gaza, terutama di Khan Younis.

Abu Ubaidah mengatakan, penghancuran-penghancuran yang dilakukan Israel di Gaza bertujuan mematahkan kekuatan perlawanan mereka.

“Namun, kami berperang di tanah kami dalam pertempuran suci,” tegasnya.

Abu Ubaidah pun memperingatkan bahwa kehidupan orang-orang yang masih disandera hanya dapat terjamin jika tuntutan kelompoknya dipenuhi.

“Baik musuh fasis dan kepemimpinannya yang arogan maupun para pendukungnya tidak dapat membuat tawanan mereka hidup-hidup tanpa pertukaran dan negosiasi serta memenuhi tuntutan (kelompok) perlawanan,” ujarnya.

Pada 24 November hingga 1 Desember 2023, Israel dan Hamas sempat memberlakukan gencatan senjata kemanusiaan. Selama periode tersebut, kedua belah pihak melakukan pertukaran pembebasan tahanan dan sandera.

Hamas membebaskan 105 sandera. Mereka terdiri atas 80 warga Israel dan sisanya adalah warga asing. Sebagai imbalan atas pembebasan para sandera, Israel membebaskan 210 tahanan Palestina.

Pada Sabtu pekan lalu (9/12/2023), Israel mengatakan bahwa Hamas masih menahan 137 sandera di Gaza. Para sandera diculik Hamas ketika melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan Hamas agar segera menyerah. Dia meyakini pertempuran di Jalur Gaza sudah memasuki fase akhir. Namun, konfrontasi sengit masih berlangsung, baik di wilayah selatan maupun utara.

Sejauh ini jumlah warga Gaza yang terbunuh serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 sudah hampir mendekat angka 18.000 jiwa. Lebih dari 10.000 di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka lebih dari 48.000 orang. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, terdapat ribuan warga Gaza yang masih dinyatakan hilang.

Back to top button