Ototekno

5 Faktor Penyebab Utama Kebocoran Data dan Cara Mengantisipasinya

Kebocoran data menjadi sorotan utama di Indonesia, terutama setelah insiden terbaru yang melibatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ketua KPU RI, Hasyim Asy’ari, menyoroti kerjasama antarlembaga untuk mengamankan data pemilih. 

Peningkatan drastis kasus kebocoran data di Indonesia, yang melonjak 143% pada kuartal II 2022, menunjukkan urgensi perlindungan data yang lebih kuat.

Dengan berlakunya UU Perlindungan Data Pribadi, Indonesia mengambil langkah serius dalam menghadapi masalah ini. Sanksi hukum yang berat bagi pelanggar dan kompensasi bagi korban diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab entitas dalam mengelola data pribadi.

CEO PT Equnix Business Solutions, Julyanto Sutandang, menekankan pentingnya perlindungan data pribadi di era digital. Menurutnya, pelanggaran keamanan data dapat berakibat serius, mulai dari kehilangan kepercayaan publik hingga sanksi hukum.

Penyebab Utama Kebocoran Data:

1. Akses dari Aplikasi: Aplikasi yang rentan terhadap serangan siber dapat menjadi pintu bagi peretas untuk mengakses data sensitif.

2. Superuser Akses: Hak istimewa superuser jika tidak dikelola dengan baik, bisa menimbulkan risiko penyalahgunaan atau eksploitasi yang menyebabkan kebocoran data.

3. Akses dari Datacenter: Kurangnya kontrol keamanan di data center meningkatkan potensi akses tidak sah yang dapat mengarah pada pencurian data.

4. Pengaturan Akses: Multipel akses yang dimiliki oleh berbagai tim dalam sebuah organisasi meningkatkan potensi fraud dan kebocoran data.

5. Unencrypted Data: Data yang tidak dienkripsi dengan baik menjadi sasaran empuk bagi peretas, Dengan adanya enkripsi data yang baik dan menggunakan manajemen kunci yang terstandarisasi, maka kebocoran data bilamana terjadi dari keempat faktor diatas dapat dicegah karena data yang diambil tidak dapat dibuka.

Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Keamanan Data

Selain penerapan langkah-langkah teknis, edukasi dan peningkatan kesadaran keamanan data juga menjadi aspek krusial. Edukasi ini perlu menjangkau semua tingkatan dalam organisasi, dari level eksekutif hingga staf operasional. Pemahaman yang mendalam tentang risiko kebocoran data dan konsekuensinya akan mendorong perilaku yang lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan data.

Kolaborasi Multi-sektor untuk Keamanan Data yang Lebih Baik

Kolaborasi antar sektor juga sangat penting dalam mengatasi masalah kebocoran data. Pemerintah, sektor swasta, dan lembaga penelitian perlu bekerja sama untuk mengembangkan strategi dan teknologi keamanan data yang lebih baik. Inisiatif bersama seperti pelatihan keamanan siber, pertukaran pengetahuan, dan penelitian inovatif dapat memperkuat fondasi keamanan data nasional.

Regulasi yang Dinamis dan Adaptif

Regulasi yang dinamis dan adaptif sangat penting dalam mengatasi tantangan keamanan siber yang terus berkembang. UU Perlindungan Data Pribadi adalah langkah maju yang signifikan, namun perlu adanya mekanisme peninjauan dan penyesuaian secara berkala untuk memastikan regulasi tetap relevan dengan perkembangan teknologi terkini.

Menghadapi Ancaman Siber dengan Teknologi Canggih

Investasi dalam teknologi keamanan siber mutakhir juga vital. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (Machine Learning) dalam mendeteksi dan menanggapi ancaman siber secara proaktif dapat meningkatkan keamanan data. Teknologi seperti blockchain juga menawarkan solusi potensial dalam mengamankan data dan transaksi.

Back to top button