Market

Meski Irigasi Belum Lancar, Jabar Incar Produksi Gabah Capai 11 Juta Ton di 2024


Meski beberapa bendungan yang diresmikan Presiden Jokowi belum dilengkapi irigasi primer, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) tetap berani menargetkan produksi gabah kering di Jabar pada tahun 2024 mencapai 11 juta ton.

Padahal pada tahun 2023 ini produksi pagi hanya mampu mencapai 9,05 juta ton gabah kering giling padi. Namun demi target 2024 terealisasi, pihaknya bakal menyiapkan lahan sawah 23,2 ribu hektare, yang ditambah juga dengan 20 ribu hektare lahan jagung.

Apalagi target ini sesuai dengan permintaan Kementerian Pertanian untuk memastikan ketahanan pangan nasional.

“Upaya peningkatan produktivitas Jawa Barat (biasanya) ada di 5,7 ton per hektare untuk padi kita upayakan (naik) 6,24 ton per hektar. Caranya adalah dengan bantuan benih bersertifikat, pengairan yang cukup, pengolahan tanah yang baik, penggunaan alat pertanian dan pengendalian hama dan penyakit,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DTPH) Jabar, Dadan Hidayat di Bandung, Jumat (8/12/2023).

Selain itu, Dadan mengatakan pihaknya juga bakal menggenjot jumlah tanam dalam setahun, yang biasanya hanya satu kali, diupayakan menjadi dua kali, dengan cara memastikan kebutuhan air untuk tanaman terpenuhi.

Dadan sebenarnya mengakuinya pada 2023 ini masih sulit terealisasi karena beberapa bendungan yang telah selesai dan diresmikan Presiden Joko Widodo sebagai proyek strategis nasional (PSN) beberapa waktu lalu, belum memiliki jaringan irigasi tersier guna mengaliri sawah.

Maka dari itu, pihaknya mendorong pemangku kebijakan terkait untuk melakukan akselerasi pembangunan supaya sumber air dari bendungan dapat tersebar ke persawahan, sehingga mampu meningkatkan jumlah tanam dan produktivitas padi.

“Kami meminta percepatan pembangunan tersebut supaya ketersediaan air terjamin. Selain itu kita juga mendorong cara budidaya cerdas dengan hemat air. Nah ini menyangkut teknologi. Selama ini padi identik dengan direndam. Teknologi baru itu bisa menggunakan air kalau perlu saja,” ucapnya.

Upaya lainnya, tambah Dadan, adalah dengan menyiapkan segala kebutuhan menjelang masa tanam, di mana harapannya ketika, sudah memasuki musim tanam para petani langsung memulai produksi, sehingga efektivitas dan efisiensi waktu menjadi optimal, dalam rangka mengejar jumlah waktu tanam agar lebih banyak selama setahun.

“Bagaimana kita menyiapkan tanaman. Kita rapatkan, koordinasikan bagaimana pupuk, benih dapat tersedia tepat waktu untuk persiapan masuk musim utama di Oktober, November, sampai Maret tahun depan. Itu antisipasi kita untuk menghadapi musim tanam satu tahun ke depan,” tuturnya.
 

Back to top button