News

MER-C: Tanpa Konflik pun RS Indonesia di Gaza Sudah Overload

Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) sekaligus ketua tim relawan yang akan dikirim ke Gaza, Palestina, Farid Thalib mengatakan, tanpa adanya konflik saat ini, sebenarnya Rumah Sakit (RS) Indonesia sudah overload, sebab lokasi RS ini berada tidak jauh dari perbatasan Israel.

Sehingga jika saat ini terjadi perang di wilayah Jabalia, lanjut dia, tentu sudah pasti para korban akan dibawa ke RS Indonesia. “Memang dari awal RS ini buat di titik yang memang yang paling rawan kalau lagi terjadi peperangan, karena ini jaraknya memang hanya 2,5- 3 kilometer dari perbatasan dengan zionis Israel,” kata Farid secara virtual dalam acara Komunitas Pejuang Subuh Masjid Raya Pondok Indah bertajuk ‘Silaturahim Online Dunia ke-169: Live Report From Gaza’, Minggu (15/10/2023).

Selain itu, ia juga bercerita pihaknya selalu berinteraksi dengan pihak pengelola RS Indonesia di Gaza, agar bisa terus membantu penanganan di sana. Bahkan tanpa konflik pun, MER-C selalu menyalurkan bantuan dari masyarakat Indonesia.

“Tapi memang secara (umum) kita tidak punya kewajiban untuk membantu, tapi selama amanahnya ini masih mengalir, seperti tiga bulan yang lalu kita transfer uang kurang lebih sekitar Rp2 miliar lebih untuk maintenance RS. Mereka minta ‘bisa tidak saya dibantu lagi’ kita minta (datanya) kita crosscheck oh betul ya sudah kita kirimin uang tunai,” ujarnya.

Kondisi terkini, sambung dia, berdasarkan informasi yang dihimpun sejak Sabtu (14/10/2023), Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Farid Thalib menyatakan bahwa 2.215 jiwa wafat syahid, di antaranya 458 perempuan dan 724 anak-anak.

“Yang luka-luka 8.704 jiwa, 1.536 wanita dan 2.450 anak-anak, 10 tenaga medis syahid akibat serangan Israel yang diluncurkan saat sedang mengevakuasi warga yang meninggal dan luka-luka,” kata Farid.

Secara terpisah, relawan MER-C lainnya, Fiqri Rofiul Haq juga menyampaikan Israel masih membom Gaza, bahkan serangan yang dilancarkan kini dari tiga sisi, baik udara, darat, dan laut.

Masyarakat Gaza, sambung dia, juga tengah menghadapi krisis pangan, listrik dan air bersih. Fiqri mengaku sudah dua kali ke mini market sekitar, kondisinya banyak sekali rak makanan yang sudah kosong. Di samping itu, ia juga menyampaikan stok obat mulai menipis.

“Saya berharap gerbang perbatasan antara Mesir dan Gaza cepat di buka agar bantuan-bantuan negara bisa cepat masuk dan tersampaikan oleh masyarakat Gaza yang saat ini membutuhkan,” tutur dia

Back to top button