Market

Menteri Suharso: Percuma Bonus Demografi Jika Rakyat Indonesia Tidak Sehat

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa membeberkan cara memanfaatkan bonus demografi di Indonesia.

“Pertama, menurut saya, tidak ada jalan lain, kecuali harus meningkatkan kapabilitas dari sumber daya manusia kita. Harus sehat, yang pertama itu harus sehat,” ujar Menteri Suharso dalam dalam Bincang Sore Sustainable Development Goals (SDGs) Annual Conference 2023 (SAC) Summer Soiree for Sustainability: Aksi Anak Muda Kreatif dan Inspiratif untuk SDGs di Yogyakarta, Hotel Ambarrukmo, Yogyakarta, Minggu (5/11/2023).

Ketika seseorang sudah sehat, kata mantan Ketum PPP itu, maka dia dapat bersekolah dan berpikir dengan baik. Diharapkan, anak-anak Indonesia bebas stunting saat usia balita.

Apabila terkena stunting, lanjutnya, maka generasi muda akan kehilangan kesempatan dalam menyongsong masa depan. Mengingat ada gangguan dalam kapabilitas berpikir mereka ketika mengidap penyakit tersebut.

“Selain itu juga, kita jangan sampai kita terkena penyakit-penyakit katastrofik, penyakit-penyakit menular, sehingga mengakibatkan masa produktifnya itu semakin sempit. Karena itu, maka yang pertama harus sehat, yang kedua harus pintar, harus cerdas,” ungkap Kepala Bappenas.

Dengan memiliki kecerdasan dan tekun belajar, dia menilai seseorang mampu menjadi kaya dari sisi pengetahuan dan materi, sehingga bisa berbagi dan tidak menjadi beban untuk orang lain.

“Kita berharap itulah wajah dari generasi muda yang insyaAllah kira-kira kalau kita hitung sekarang kan tinggal 14 tahun sampai 15 tahun lagi (menuju puncak bonus demografi antara tahun 2037-2040),” kata Menteri Suharso.

Menurut Menteri Suharso, upaya meningkatkan kecerdasan dapat dilakukan dengan membangkitkan keingintahuan (curiosity). Misalnya, melalui Google untuk mencari berbagai informasi dan mempelajari ilmu-ilmu tertentu.

Dengan demikian, kemampuan komunikasi generasi muda berpotensi semakin baik hingga dapat berpikir lebih cerdas.

Mengingatkan saja, bonus demografi adalah masa di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun), jumlahnya lebih besar ketimbang nonproduktif yang usianya di atas 65 tahun. Proporsi di atas 60 persen dari total penduduk Indonesia.

Bonus demografi dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas penduduk, meningkatkan modal manusia, dan memberikan kesempatan kerja. Menimbang hal tersebut, Kepala Bappenas mendorong anak muda agar mampu menciptakan peluang kerja.

“Saya tantang sama yang muda ini. Kalau dulu masuk di angkatan kerja, lalu menjadi ketergantungan untuk mencari kerja, kenapa tidak mungkin generasi muda itu menjadi generasi pencipta lapangan kerja. Tapi, untuk sampai ke sana, ya memang kapabilitasnya harus dibaikkan, harus dimampukan,” ungkap dia.
 

Back to top button