Market

Menteri BUMN Sebut Bulog Miliki Cadangan Beras 1,2 Juta Ton, Kenapa Langka?


Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan Perum Bulog masih memiliki cadangan beras hingga 1,2 juta ton usai memantau langsung ketersediaan beras di ritel modern kawasan Pasar Klender, Jakarta Timur.

Kapan cadangan beras Bulog tersebut diguyurkan ke pasar? Apalagi mendekati pencoblosan pada Rabu (14/2/2024) harga beras premium sudah menyentuh Rp18.500 per kilogram.

Kedatangan Etho, sapaan Erick Thohir karena mendapat tugas dari Presiden Jokowi untuk memeriksa ketersediaan beras di lapangan. “Bapak Presiden Joko Widodo ingin memastikan pasokan untuk masyarakat masih cukup hingga masa panen berikutnya,” kata Etho dalam keterangan resminya, Senin (12/2/2024).

Saat kunjungan ke pasar modern tersebut, Etho didampingi Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi. Langkah Menteri Etho tersebut usai Jokowi melakukan rapat terbatas untuk merespon keluhan masyarakat karena pasokan beras premium mengalami kelangkaan.

Hasil rapat itu, Jokowi memerintahkan agar pasar segera dibanjiri beras yang masih ada di gudang Bulog.

Seperti diketahui, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Reynaldi Sarijowan mengeluhkan, harga beras saat ini, semakin tak jelas.

“Kami mendapat laporan untuk harga beras medium terkerek naik di level Rp13.500 per kilogram. Sedangkan, beras premium sudah menyentuh Rp18.500 per kilogram,” kata Reynaldi, Jakarta, secara terpisah.

Untuk itu Ikappi mendorong pemerintah memberikan atensi atas fenomena ini. Tidak tertutup peluang, harga beras terus melonjak dan langka beras di pasar tradisional.

“Ini penting karena ini momen politik, musim pemilu sehingga banyak beras yang diambil di luar pasar tradisional, atau produsen besar. Ini yang harus di jaga oleh pemerintah untuk ke depan,” katanya menegaskan.

Adapun sebelumnya, Bulog juga mengakui sudah menambah pasokan beras premium sebanyak 300 ribu ton untuk mengendalikan harga beras premiun yang terus meningkat. General Manager Unit Bisnis Bulog Sentra Niaga Topan Ruspayandi menyatakan jumlah tersebut baru satu persen dari keseluruhan kebutuhan beras jenis ini.

Bulog terus berupaya mengatasi pengelolaan pangan dalam negeri. Namun tidak bisa hanya mengandalkan penugasan dari pemerintah. Karena itu, anak usaha BUMN ini berupaya meningkatkan produksi beras di dalam negeri.

”Misalnya, mendorong BUMN atau swasta food agriculture atau enabling environment agar (pekerjaan) petani menjadi sesuatu yang menarik. Sehingga bisa memenuhi kehidupan dari para petani sendiri. Inilah yang ke depan mungkin Bulog lebih banyak masuk ke situ,” katanya menjelaskan.
 

 

Back to top button