Meski akan beroperasi secara komersil pada bulan Oktober 2023 mendatang, PT Kereta Cepat China Indonesia (KCIC) belum memiliki skema besaran tarif tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Manager Corporate Communication KCIC, Emir Monti mengunkapkan untuk skema besaran tarif yang akan kenakan pada masa operasional masih dalam tahap pembahasan dengan seluruh stakeholder.
“Jadi soal tarif kami terus berkoordinasi dengan seluruh stakeholder kita juga tengah melakukan survei bersama polar UI berapa tarif yang ideal untuk layanan KCJB, memang saat ini soal tarif belum kita publikasikan dan masih dalam tahap pembahasan dengan semua pihak,” kata Emir yang dikutip saat di Stasiun Halim, Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Lebih lanjut, Emir menjelaskan saat ini progres pembangunan proyek KCJB telah mencapai 92%. Hingga saat ini, KCJB telah dilakukan uji coba dengan kecepatan 200 km per jam. Kemudian ditargetkan pada Juli mendatang akan mencapai 385 km per jam.
“Oktober itu rencananya sesuai regulasi, berbayar. Jadi ada 2 step, Agustus (pengenalan) dan Oktober (berbayar). Makanya pas ada yang bilang Agustus mundur, ya gak juga sih karena Agustus masyarakat sudah bisa naik,” katanya.
Sementara untuk Stasiun Halim, yang nantinya akan menjadi stasiun pemberangkatan sudah mencapai 92%.
Untuk Stasiun Padalarang yang menajdi titik akhir pada masa pengenalan tersebut sudah mencapai 63%. “Stasiun Halim kelihatanya udah akhir Juli (selesai), kalau padalarang sebagian ya karena pengenalan dulu,” katanya.
Monti menegaskan KCJB akan tetap beroperasi pada Agustus 2023 mendatang. Pada tahap operasional tersebut merupakan masa pengenalan KCJB kepada masyarakat terkait mekanisme penggunaan.
Hal ini supaya ketika dioperasikan secara komersil di Oktober 2023, penumpang sudah mengenal moda transportasi tersebut. Tujuannya ketika masuk tahapan komersial sudah tidak canggung lagi. Apalagi bila tahapan komersial sudah dengan kecepatan 350 km per jam.
