Market

Menko Muhadjir: Sudah Pernah Dilakukan, Program Makan Siang Gratis Tidak Sulit


Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menegaskan, pemerintah punya pengalaman dalam menjalankan program yang serupa dengan makan siang dan susu gratis.

Dia menyebut, program yang diinisiasi pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo-Gibran itu, sejatinya kelanjutan dari program pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang sudah dijalankan pemerintahan Jokowi.

Muhadjir menjelaskan, ada beberapa program pemerintah yang sebenarnya memiliki tujuan seirama dengan program makan siang dan susu gratis. Misalnya, pemberian makanan tambahan bagi ibu dan anak di bawah tujuh tahun.

“Kita sudah punya pengalaman kok. Kan selama ini kita sudah menangani, namanya program makanan tambahan untuk ibu hamil, program makanan tambahan untuk bawah 2 tahun,” ujar Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, jakarta, Selasa (27/2/2024).

Menurut Muhadjir, jika program makan siang dan susu gratis dilaksanakan, pemerintah sudah siap. Program makanan tambahan untuk ibu hamil dan makanan tambahan untuk bawah 2 tahun, dilaksanakan dalam bentuk bahan pangan atau makanan siap saji.

“Artinya nanti itu seandainya program (makan siang dan susu gratis) diberlanjutkan itu sebenarnya kelanjutan dari program penanganan, hulunisasi di sektor sumber daya manusia,” ujar Muhadjir.

Muhadjir menyebut, program makan siang dan susu gratis penting dijalankan untuk memastikan gizi anak. Tidak hanya mencegah anak menjadi stunting.

“Anak lepas dari stunting bukan berarti sudah beres. Kalau 5 tahunnya gizinya jelek, apalagi berikutnya juga jelek, ya akan jadi jelek SDM kita,” ujar dia.

Program makan siang gratis dan susu gratis adalah janji kampanye calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Program ini menyasar sekitar 82,9 juta anak sekolah dan pesantren seluruh Indonesia. Berdasarkan simulasi dan perencanaan oleh Tim Pakar Prabowo-Gibran, program ini memerlukan pembiayaan skala penuh hingga Rp 450 triliun.

Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN), Budiman Sudjatmiko, sebelumnya mengatakan, program makan siang dan susu gratis akan memerlukan hingga 6,7 juta ton beras per tahun, 1,2 juta ton daging ayam per tahun, 500 ribu ton daging sapi per tahun, 1 juta ton daging ikan per tahun, berbagai kebutuhan sayur mayur dan buah-buahan, hingga kebutuhan 4 juta kiloliter susu sapi segar per tahun.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan dari program ini, pemerintah nantinya akan menggunakan konsep collaborative farming yang melibatkan industri pangan nasional. Desa juga akan diandalkan sebagai basis produksi komoditi dan bahan pangan yang dibutuhkan untuk menyediakan makan siang dan minum susu gratis.

“Diperkirakan sekitar 10 ribu desa dari total 74.961 desa bisa dilibatkan memproduksi padi untuk memenuhi kebutuhan program ini,” ujar Budiman.

 

Back to top button