Market

Mengukur Untung dan Rugi, Indonesia Gabung BRICS

Ekonom Gede Sandra menyebut, dampak positif bila Indonesia bergabung dengan BRICS (Brazil, Rusia, India, China, South Africa), mata uang Garuda bakal menguat. Ketergantungan terhadap dolar AS bakalan terjun bebas.

Kepada Inilah.com, Jakarta, Selasa (2/5/2023), gede menerangkan, bergabungnya Indonesia ke BRICS akan memperlemah dominasi mata uang Paman Sam (US$). “Karena prinsip kerja sama perdagangan di BRIC adalah berdasarkan dedolarisasi. Ini memperkuat rupiah karena akan semakin banyak digunaakan negara-negara anggota BRICS,” terangnya.

Manfaat lain, kata Gede, BRICS semakin membuka kerja sama perdagangan Indonesia dengan negara di luar mitra tradisional, kecuali China yang menjadi mitra dagang terbesar dalam 10 tahun terakhir. “Namun, ada satu pertanyaan yang cukup mendasar. Jika rupiah menguat, itu menguntungkan atau tidak untuk ekspor kita. Nah itu harus dihitung dengan cermat,” tuturnya.

Di sisi lain, kata dia, Indonesia juga berpeluang merugi kalau jagi gabung dengan BRICS. Apa itu? “Indonesia akan semakin berjarak dengan grup AS dan barat yang sudah menjadi mitra dagang Indonesia, selama puluhan tahun. Bisa jadi, AS dan barat akan mengembargo perdagangan dan keuangan Indonesia di masa depan,” imbuhnya.

Terkait rencana masuknya Arab Saudi ke dalam BRICS, menurut Gede, semakin signifikan memperlemah pengaruh dolar AS di dunia. Selain itu, Timur Tengah adalah sumber energi bagi AS dan Barat akan memberikan dampak pula.

“Bila Saudi semakin erat dengan grup BRIC, maka pasokan energi ke AS dan barat bisa terganggu di masa depan. Ini akan memperburuk perekonomian serta menciptakan inflasi tinggi bagi AS dan barat,” imbunya.

Asal tahu saja, BRICS yang merupakan kumpulan dari sejumlah negara maju dan berkembang, yakni Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, menguasai 31 persen GDP (Gross Domestic Bruto) dunia. Lebih tinggi ketimbang kelompok 7 negara dengan perekonomian maju (G7). Beranggotakan Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Di mana, GDP dari Group of seven ini, menguasai 30 persen dunia.

Sebelumnya, pengusaha sekaligus Youtuber, Mardigu Bossman mendorong Indonesia segera masuk BRICS. Karena, dampak ekonominya cukup besar bagi Indonesia. Apalagi kalau Arab Saudi jadi masuk BRICS. “Kalau bicara interest nation, Indonesia jelas perlu masuk BRICS ini,” kata dia dalam tayangan Yotutube.

Back to top button