News

Megawati Nilai Indonesia Belum Telat Kembangkan Reaktor Nuklir

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mendorong Badan Riset dan Inovasi (BRIN) mengembangkan kembali reaktor nuklir di Indonesia. Pasalnya, kata Megawati, pengembangan itu sudah terpikir saat pemerintahan Presiden Soekarno.

“Bung Karno saja sudah berpikir untuk kita punya reaktor nuklir,” kata Megawati saat penandatanganan nota kesepahaman BRIN dan TVRI di Gedung TVRI, Jakarta Pusat, Senin (12/6/2023).

Megawati yang juga Ketua Dewan Pengarah BRIN ini menjelaskan, pengembangan reaktor nuklir yang sempat mencuat saat ayahnya memimpin Indonesia itu bernama Triga Mark. Lokasinya, sambung dia, ada di Bandung.

Reaktor dengan nama asli Reaktor Triga Mark II itu diresmikan operasionalnya oleh Presiden Pertama RI Soekarno pada 1965. Reaktor nuklir ini ditujukan sebagai pusat pelatihan, riset, dan produksi radioisotop untuk berbagai keperluan baik medis, industri atau penelitian.

Megawati berpandangan, BRIN belum telat untuk mengembangkan riset soal nuklir dengan memanfaatkan reaktor yang dahulu dikembangkan saat pemerintahan Presiden Soekarno. Bahkan, ketua umum PDIP ini menyebut Indonesia bisa menyusul negara-negara yang lebih dulu mengembangkan nuklir, seperti Korea Utara (Korut).

“Jadi sebenarnya kalau kita bisa mengembangkannya kembali menurut saya tidak telat. Kita bisa menyusul mereka yang telah mempunyainya,” katanya menegaskan.

Megawati menyebut, Korut kerap dianggap sebagai negara terbelakang. Namun, negara ini mampu mengembangkan teknologi nuklir yang lebih maju dari negara-negara lain. Sebabnya, lanjut Megawati, dedikasi rakyat yang sangat tinggi kepada negaranya.

Oleh karena itu, Megawati mempertanyakan penyebab Indonesia dengan tidak melakukan hal serupa dengan Korut. Dia memandang, pengembangan riset, termasuk soal reaktor nuklir bukan hanya bergantung pada anggaran. Pengembangan ini dinilai harus lahir dari keinginan anak-anak bangsa Indonesia, termasuk BRIN.

Megawati mencontohkan pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Saat hendak dibangun, teknologi belum secanggih sekarang. Namun, putra putri Indonesia berhasil membangun stadion tersebut sehingga menjadi kebanggaan Indonesia

“Sda GBK, yang waktu itu teknologi rentang lingkar itu belum banyak. Jadi kita sudah bisa. Itu juga dibantu anak-anak kita sendiri sehingga bisa membangunnya,” jelas dia.

Dengan begitu, Megawati optimistis Indonesia bisa mengembangkan inovasi dan riset di sektor reaktor nuklir apabila ada keinginan untuk membangunnya. Dia mengingatkan, inovasi dan riset bisa dikembangkan tanpa harus selalu berurusan dengan anggaran. Aspek terpenting yaitu perencanaan yang matang.

“Lalu dari mana uangnya? Baru begitu. Bukan uangnya dulu dari mana, lalu buat perencanaan,” ujar Megawati menambahkan.

Back to top button