News

Mayoritas Warga Jatim Tak Tahu Cak Imin Berpasangan dengan Anies, PBNU Sebut Infonya Mendadak

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadin menyebut mayoritas warga Jawa Timur (Jatim) masih banyak yang tidak tahu jika Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) telah berpasangan dengan bakal calon presiden Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.

“Mayoritas tidak tahu bahwa PKB sudah mengusung Anies sebagai capres, angkanya 70,5 persen, sedangkan yang tahu atau pernah dengar 29,5 persen,” kata Burhanuddin secara virtual dalam rilis Indikator Politik bertajuk ‘Kekuatan NU dan Peta Elektoral Jelang 2024 di Jawa Timur’, Minggu (1/10/2023).

Menurut Burhanuddin, faktor penyebab banyaknya warga yang belum tahu karena sekitar 40 persen masyarakat Jatim berpendidikan rendah.

“Jadi kalau mereka tidak rajin mengikuti berita di media ya mereka tidak tahu, jadi ini salah satu sebab mengapa efek PKB masih minimalis dalam menaikkan suara Anies, karena tingkat pengetahuan warga Jatim termasuk dari konstituen PKB terhadap keputusan elite masih sangat kecil,” terangnya.

Tak hanya itu, dari pemilih yang tahu hanya 40,2 persen warga Jatim yang setuju pilihan PKB bersanding dengan Anies.

“Jadi PR-nya ada dua, awareness-nya masih sedikit dan di antara yang aware Gus Muhaimin mendukung Mas Anies, ternyata yang setuju jauh di bawah 50 persen,” ujarnya.

Secara terpisah, Sekjen Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf juga membeberkan bahwa deklarasi Anies-Cak Imin belum berpengaruh terhadap perolehan suara karena masih banyak kiai yang perlu waktu untuk mencerna dan memahami apa yang terjadi berkaitan dengan perubahan yang diambil oleh Cak Imin.

“Karena itu mendadak, tiba-tiba, bahkan saya mendapat informasi dari para kiai (bahwa mereka) tidak pernah mendapatkan informasi sebelumnya, padahal sebelum-sebelumnya komunikasinya lancar,” ujar Saifullah.

“Banyak juga yang menganggap sebagai deklarasi meninggalkan Gus Dur, karena kemudian koalisi dengan orang-orang yang dipersepsikan berseberangan dengan (pemerintah),” sambungnya.

Meski begitu, dia mengaku bahwa usai pasangan tersebut mendeklarasikan diri, justru konsolidasi para kiai kini lebih intens. Ia pun membeberkan bahwa saat ketiga capres rajin sowan ke kalangan kiai yang berbeda, nantinya para kiai ini akan berdiskusi bersama untuk pada akhirnya memutuskan pilihan akan mendukung capres tertentu.

“Kemudian yang menarik juga bahwa NU memang diharapkan netral, tokoh-tokohnya dimintai pendapat juga tapi tidak semuanya diikuti untuk sementara. Karena ini masih sedang berproses,” jelasnya.

“Kalau NU jelas tidak akan terlibat dalam dukung mendukung, tapi ulama-ulama pesantren yang sekarang konsolidasi ini bisa jadi juga akan memanggil pulang dalam tanda kutip ya, pemilih-pemilih kalau memang dianggap perlu,” tutur Saifullah.
 

Back to top button