Hangout

Mari Kenali Jenis-Jenis Banjir dan Penyebabnya

Banjir adalah sebuah bencana yang sudah menjadi makanan sehari-hari selama musim penghujan. Biasanya, banjir terjadi akibat adanya penyumbatan sampah di sungai maupun selokan.

Selama ini kita hanya tahu bahwa banjir itu hanya terjadi akibat intensitas hujan yang sangat deras. Padahal, banjir bisa terjadi oleh faktor-faktor lain. 

Bencana banjir memiliki banyak jenis dan ciri-ciri yang berbeda. Berikut adalah jenis-jenis banjir yang sering terjadi di seluruh dunia:

1. Banjir Bandang/Flash Flood

jenis-jenis banjir
Photo: Getty Images

Banjir bandang atau flash flood adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba, berupa luapan air yang tergenang dengan aliran air deras yang bisa menghanyutkan material-material besar seperti batang pohon, batu, mobil, dan lainnya.

Ciri-ciri banjir ini biasanya terjadi di daerah dataran rendah yang diguyur hujan deras secara terus-menerus sehingga tanah tidak mampu menyerap intensitas air yang sangat banyak tersebut.

Selain itu, banjir bandang biasanya terjadi dengan cepat dan ketinggian banjirnya bisa mencapai 3 sampai 6 meter.

Dampak banjir bandang tidak hanya merusak lingkungan, banjir ini juga bisa merusak fasilitas umum, bangunan atau rumah, jaringan listrik, menimbulkan penyakit, sampai merusak kendaraan. 

2. Banjir Sungai/River Flood

Banjir di Thailand di tahun 2011 yang terjadi akibat hujan lebat dan pasang surut air laut
Photo: iStockPhoto

Banjir sungai terjadi saat sungai tidak mampu menampung kapasitas air yang besar sehingga terjadi luapan sampai ke area sekitar sungai.

Terjadinya banjir ini biasanya disebabkan oleh badai hujan yang terjadi dalam waktu yang panjang. Faktor lainnya adalah kejenuhan air tanah dan efek perubahan iklim pada durasi dan intensitas hujan.

3. Banjir Rob / Coastal Flood

Banjir rob yang terjadi di El Malecon, Cuba
Photo: Gettyimages

Banjir rob atau banjir pasang surut air laut biasanya terjadi saat dataran rendah yang kering terendam oleh air laut. 

Dengan kata lain, banjir ini terjadi karena adanya kenaikan permukaan air laut yang diakibatkan oleh pasang surut air laut.

Faktor lain yang memicu banjir rob ini adalah badai yang terjadi di laut, erosi, dan penggundulan hutan mangrove.

4. Banjir Cileuncang

Photo: iStockPhoto

Jenis banjir selanjutnya ada Cileunang yang terjadi akibat intensitas hujan yang deras sehingga membuat daerah resapan air tidak mampu menyerap volume air yang besar.

Tidak hanya itu, sungai, kali, dan selokan juga tidak bisa menampung volume air yang tinggi dan akhirnya meluap ke area sekitar.

Biasanya, banjir Cileuncang terjadi di daerah dataran tinggi yang memiliki curah hujan yang lebih tinggi, yakni sebesar 2.000 mm per tahun.

5. Banjir Orografis

jenis-jenis banjir
Photo: iStockPhoto

Kata siapa dataran tinggi seperti bukit dan gunung bebas dari banjir? Faktanya, dataran tinggi juga bisa terkena bencana banjir yang disebut banjir orografis.

Banjir orografis terjadi saat adanya kenaikan suhu udara yang mengandung uap air yang terbawa oleh angin ke puncak gunung.

Sesampainya di atas, uap air tersebut menurunkan suhu udara di atas gunung yang kemudian terkondensasi sehingga terjadilah hujan di daerah pegunungan. Hujan inilah yang dinamakan orografis karena hanya terjadi di daerah pegunungan saja. 

Tidak selalu berbentuk air, berdasarkan environmentaltechnology.com.sg, jenis banjir bisa berupa material lain, seperti lumpur, lahar, dan lain-lain.

6. Banjir Lumpur/Mudflow

Photo: iStockPhoto

Sesuai namanya, banjir ini biasanya membawa banyak material lumpur yang berwarna coklat muda atau sedikit kekuning-kuningan.

Banjir lumpur biasanya jauh lebih berbahaya dan menimbulkan kerugian yang lebih besar daripada banjir air. Salah satu bahayanya yang ditimbulkan dari banjir ini adalah jalanan yang licin.

Selain itu, proses pembersihan lumpur di lingkungan sekitar jauh lebih sulit dan memakan waktu yang lebih lama. 

Biasanya, banjir lumpur ini terjadi saat hujan yang deras mengguyur daerah yang berlumpur, seperti daerah pertanian atau perbukitan.

Selain dari hujan, banjir lumpur juga bisa terjadi dari bawah tanah dan campur tangan manusia. Contoh, Banjir Lapindo.

7. Banjir Lahar

Photo: iStockPhoto

Banjir lahar terjadi karena adanya bencana alam yang berasal dari gunung api yang aktif dan mengalami erupsi. Dalam proses erupsi ini, gunung berapi akan mengeluarkan lahar dingin yang menyebar ke lingkungan sekitar.

Biasanya, banjir lahar ini akan turun ke pemukiman warga melalui sungai. Jika sungai tidak bisa menampung debit lahar dingin, maka lahar yang membawa bebatuan besar tersebut akan menyebar ke berbagai arah.

Dampak dari banjir lahar sangat banyak, antara lain merusak bangunan, daerah pemukiman, dan lahan pertanian masyarakat yang tertutup oleh material lahar.

Salah satu daerah di Indonesia yang sering mengalami banjir lahar ini adalah Lumajang, Malang yang disebabkan oleh erupsi Gunung Semeru.

8. Banjir Gletser

Photo: iStockPhoto

Jenis banjir yang terakhir adalah gletser. Banjir ini biasanya terjadi di puncak gunung yang bersalju, seperti Gunung Himalaya dan Puncak Jayawijaya. Banjir gletser ini biasanya terjadi saat musim kemarau.

Penyebab terjadinya banjir gletser ini akibat luapan air yang mencair dari puncak gunung. Pencairan air ini sangat membahayakan para pendaki dan hewan-hewan yang berada di gunung tersebut. Pasalnya, banjir gletser ini mengalir dengan deras dari puncak gunung ke kaki gunung. Tidak hanya air, biasanya banjir ini mengangkut banyak bebatuan dan pohon-pohon yang tumbang juga.

Cara Mencegah Banjir

Beberapa jenis banjir di atas merupakan bencana alam dan tidak bisa sepenuhnya dicegah. Namun, banjir yang disebabkan karena daya resap rendah dan drainase buruk bisa dicegah dengan cara berikut:

  • Kelola air dengan bijak dan hindari penggunaan air berlebih
  • Kurangi penggunaan bahan kimia pada lahan pertanian, industri, dan rumah tangga, karena dapat merusak lingkungan
  • Buat dan rawat saluran air yang ada
  • Buat lubang biopori
  • Hindari membuang sampah sembarangan dan kelola sampah dengan baik
  • Lakukan penghijauan dengan menanam pohon secara berkala.

Back to top button