Hangout

Makanan Cepat Saji Dapat Memicu Kanker Tulang

Kanker tulang menjadi sebuah penyakit berbahaya yang mengancam keberlangsungan hidup generasi muda penerus bangsa. Tumor tulang dianggap sangat berbahaya karena ketika sudah menyerang tubuh seseorang maka akan dapat menyebar ke jaringan tubuh lainnya yang akan semakin mengancam jiwa.

Meskipun begitu, tumor tulang dapat dideteksi sejak dini oleh orang tua maupun individu. Upaya untuk mengetahui tumor tulang adalah dengan melihat apakah terdapat benjolan di sekitar tulang dan diikuti dengan rasa nyeri.

“Orang tua ataupun orang sekitar dapat melakukan pengecekan terhadap anak, apakah terdapat benjolan di sekitar tulang yang juga disertai dengan rasa nyeri tanpa sebab, namun nyeri tersebut terasa sangat sakit,” kata Ferdiansyah Mahyudin sebagai Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) & Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya dalam temu media virtual, Jakarta, Selasa (04/07/2023).

Mayoritasnya, penderita tumor ganas tulang akan berakhir dengan meninggal dunia. Selain itu biaya pengobatan dan penanganannya yang sangat mahal, ketersediaan dokter ortopedi yang menangani tumor ganas tulang tidak tersebar secara merata di seluruh Indonesia.

“Saat ini total hanya ada 32 dokter ortopedi dan bedah tulang di Indonesia, itu juga tidak merata. Seperti ada satu di Medan, satu di Banda Aceh, dan banyaknya tersebarnya di pulau Jawa. Jadi dia jelas keberadaannya tidak merata di seluruh Indonesia, dan penanganan lengkapnya hanya bisa di salah satu rumah sakit besar di Jakarta,” ucap Ferdiansyah.

Alasan kurang lengkapnya peralatan penanganan kanker tulang karena harga alatnya yang sangat mahal dan Indonesia masih sangat mengandalkan impor.

“Harga satu alat untuk implant pasien Osteosarcoma itu seharga satu mobil, ya sekitar Rp100 juta- Rp600 juta. Makannya kenapa biaya pengobatannya itu mahal dan memberatkan biaya jaminan kesehatan. Ditambah juga alatnya itu kita enggak bisa buat di dalam negeri, jadi kita impor,” kata Adib Khumaidi selaku Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).

Gaya hidup yang gemar mengonsumsi makanan cepat saji juga disinyalir dapat memicu timbulnya tumor tulang. Hal tersebut karena banyak makanan cepat saji yang mengandung karsinogen, kandungan tersebut akan memicu kanker tulang.

Agar masyarakat bisa terhindar dari kanker tulang, maka Adib menyarankan masyarakat untuk hidup dengan mengonsumsi makanan bergizi, memakai alat pelindung diri ketika berolahraga atau saat melakukan aktifitas yang dapat membuat cedera tulang, serta melakukan pemeriksaan rutin agar dapat dilakukan penanganan sedini mungkin.

Back to top button