News

LSI Denny JA Buka Suara soal Tuduhan Hasto Survei Bisa Dibeli

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merespons tuduhan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang menyebut hasil survei bisa dibeli dan tidak bisa dipercaya. Peneliti LSI Denny JA, Hanggoro membantah seraya menegaskan lembaga survei tempat ia bernaung sudah tercatat sebagai lembaga yang kredibel, dan berpengalaman sejak Pilpres 2004.

Ia mengatakan setiap hasil survei memang memiliki data yang berbeda karena berkaitan dengan waktu dan pengambilan sampel. Sehingga hal tersebut menghasilkan adanya hasil survei yang berbeda pula.

Tapi Hanggoro mengklaim, temuannya tidak jauh berbeda dengan temuan lembaga-lembaga survei yang lainnya. “Jika kita lihat lembaga-lembaga survei mainstream, urutan datanya kurang lebih sama,” ucap dia.

Terkait tuduhan Hasto, pihaknya tak ambil pusing karena komentar seperti itu meruapakan hal yang wajar. Dia juga menegaskan tidak akan ambil langkah hukum terhadap hal tersebut.

“Tidak (ambil langkah hukum) ini hal yang biasa ketika ada yang berpendapat tentang temuan survei dan ini biasa kami dapati. Kritik atas lembaga survei itu penting, karena sebagai kontrol atas lembaga survei yang makin tumbuh subur untuk tetap menjaga akurasinya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengaku tidak terlalu percaya dengan hasil survei. Menurutnya, lembaga-lembaga survei yang banyak merilis hasil elektabilitas pasangan capres dan cawapres dapat diintervensi, bahkan dibeli.

“Itu survei dipakai sebagai bandwagon effect, survei sebagai alat pemenangan. Kalau mau survei diintervensi dulu,” kata Hasto usai menghadiri Rapat Konsolidasi PDIP, Denpasar, Bali, Rabu (22/11/2023).

Ia pun menyinggung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat capres-cawapres. Dia bilang jika putusan lembaga tinggi saja bisa diintervensi, apalagi hasil survei. Hasto menegaskan, tentu jauh lebih mudah untuk mengintervensi lembaga survei. “Caranya mudah, di lokasi mana sampel akan diambil, lalu dibagi sembako dan beras,” tutur dia

Tak hanya menyebut lembaga survei bisa dibeli, Hasto juga menyinggung nama pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Seakan ia secara tidak langsung menuduh bahwa pasangan ini sudah membayar sejumlah lembaga survei. “Itu sudah ada beras bergambar Pak Prabowo dan Mas Gibran,” jelasnya.

Diketahui, LSI Denny JA merilis temuan terbarunya terkait elektabilitas tiga pasangan capres-cawapres, kurun tiga bulan terakhir. Hasilnya, paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD merosot elektabilitasnya lantaran telalu sering mengeluarkan pernyataan yang menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Akibat serangan membabi buta ini, tidak sedikit dari pendukung Jokowi yang selama ini memilih PDIP, mengalihkan dukungannya ke kubu lain. Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, serangan kubu Ganjar Pranowo kepada Jokowi justru menyebabkan penurunan sebesar 7,5 persen.

“Di Oktober waktu itu di angka 39,4 persen, di November 2023 turun diangka 31,9 persen,” ujar Adjie dalam paparan rilis survei LSI Denny JA bertajuk ‘90 Hari Menuju Pilpres: Yang Meroket dan Yang Terjungkal’, Jakarta, Senin (20/11/2023).

Back to top button