Arena

Layanan AI ‘Threat Matrix’ Diluncurkan untuk Lindungi Atlet Tenis dari Pelecehan Online


Seiring perkembangan teknologi, penghinaan dan kata-kata kasar dari penggemar bisa menimpa petenis profesional melalui dunia daring. Dengan memanfaatkan teknologi itu pula, badan tenis internasional bekerja sama untuk melindungi petenis.

Mungkin anda suka

Federasi Tenis Internasional (ITF), All England Lawn Tennis Club (AELTC), Asosiasi Tenis Amerika Serikat (USTA), dan Asosiasi Tenis Putri (WTA) telah bersepakat bahwa mereka akan melindungi atlet dari kata-kata kasar yang dilontarkan siapa pun melalui dunia maya.

”Kami berkomitmen untuk turut melindungi dan mendukung atlet dari kesulitan mereka dalam menghadapi trauma mental. Juga, dari potensi adanya ancaman dan kekerasan secara daring,” demikian pernyataan bersama badan tenis internasional pada Rabu (20/12/2023).

Mulai beroperasi 1 Januari 2024, Threat Matrix adalah inisiatif yang dikembangkan oleh Signify Group, sebuah perusahaan kecerdasan buatan, dan didukung oleh tim investigasi Theseus Risk Management. Layanan ini akan memantau media sosial publik pemain, termasuk X (sebelumnya Twitter), Instagram, YouTube, Facebook, dan TikTok, untuk mengidentifikasi konten kasar dan mengancam.

Selain memantau postingan publik, Threat Matrix juga akan memberikan dukungan kepada petenis yang menerima pelecehan atau ancaman melalui pesan pribadi. Layanan ini akan mencakup semua turnamen yang disetujui oleh organisasi terlibat dan petenis yang berkompetisi di ITF World Tennis Tour, WTA Tour, Wimbledon, dan US Open.

Threat Matrix akan mengautomasi pemantauan postingan media sosial terhadap petenis, memberikan penilaian cepat terhadap ancaman terhadap keselamatan pribadi petenis, memperingatkan platform sosial tentang penyalahgunaan untuk penghapusan konten, mendukung lembaga penegak hukum dalam investigasi, serta menyediakan program dukungan edukasi untuk membantu petenis mengurangi pelecehan dan ancaman.

Inisiatif ini merupakan upaya untuk melindungi atlet dari trauma mental dan potensi ancaman pelecehan online di dunia nyata, menggunakan kombinasi kecerdasan buatan dan data sumber terbuka. Dalam penelitian yang melibatkan lebih dari 1,6 juta postingan di X dan 19.000 komentar Instagram, ditemukan bahwa satu dari empat petenis menerima penyalahgunaan media sosial. Layanan Threat Matrix diharapkan dapat mendukung identifikasi dan tindakan terhadap pelaku pelecehan online.

Back to top button