News

Larangan Jilbab di India Meluas, MUI Minta Pemerintah Bersikap

Sejumlah video berseliweran di Twitter menunjukkan penganiayaan sejumlah pria terhadap wanita berjilbab. Sambil tertawa, beberapa pria tampak puas dan tak merasa salah dengan menyiram air ke wanita berjilbab.

Ada juga yang berusaha menarik hijab sang wanita yang berjalan sendirian. Dalam video yang di-retweet @yunwailissa itu, dinarasikan bahwa kejadian tersebut terjadi di India, negara yang tengah berpolemik tentang aturan jilbab.

“Untuk semua orang yang menyukai serial dan film Bollywood, inilah wajah asli orang India dengan wanita Muslim,” tulis keterangan video.

Ada juga video lain yang senada, penganiayaan terhadap wanita berjilbab. Deretan wanita berjilbab harus berlarian menghindari serangan sejumlah pria yang menyiramkan air ke mereka. Semua perlakuan itu dilakukan dengan senang dan wajah yang tertawa.

Seperti diketahui, permasalahan tentang jilbab menjadi sorotan setelah delapan mahasiswa Muslim Perguruan Tinggi Pra-Universitas Negeri (Government PU College) untuk wanita di Udupi, negara bagian Karnataka, melakukan protes setelah mereka dilarang mengenakan jilbab di ruang kelas. Kampus menyebut bahwa jilbab bukan bagian dari seragam. Kampus tersebut mengatakan para siswa berjilbab boleh memakai jilbab di lingkungan kampus, tetapi harus melepasnya saat berada di dalam kelas.

Kontroversi ini kemudian berlanjut hingga ke pengadilan. Sementara aksi protes meletus di sejumlah distrik di Karnataka menentang larangan jilbab bagi siswi Muslim di sekolah.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menyampaikan keprihatinan atas peristiwa penistaan yang dialami umat Islam India, khususnya Muslimah yang menghadapi pelarangan jilbab di sekolah.

“Rasa kemanusiaan saya sangat ternodai oleh tindakan brutal pemerintah India terhadap warga minoritas muslim di India. Dan saya yakin, perasaan yang sama juga dirasakan oleh umat Islam di manapun. Bahkan, bisa jadi komunitas agama lain yang menyadari dan mengerti betul tentang hak asasi manusia akan terusik dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah India,” kata Sudarnoto dalam keterangannya beberapa hari lalu.

“Ini adalah pemerintah yang intoleran yang sangat membahayakan bagi kemanusiaan dan akan mengganggu upaya membangun demokrasi dan kedamaian. Situasi memanas sudah terjadi dan karena itu sudah pantas India diberi sanksi,” ujarnya.

Sudarnoto menyebut India yang saat ini dipimpin oleh kelompok ultra nasionalis Hindu ekstrim hanya akan mempertontonkan kekejaman dan tindakan kekerasan terhadap minoritas Muslim India yang disponsori negara.

Tidak sekedar diskriminasi, dia menilai pemerintah India dengan jelas telah membangun, mengembangkan dan memperkuat spirit Islamofobia. Sikap dan tindakan ini dikatakannya sudah dipastikan merusak demokrasi dan perdamaian yang sejak awal justru diajarkan oleh Gandhi.

Sudarnoto lantas menyerukan agar pemerintah India belajar dari Indonesia, negeri dengan mayoritas Muslim.

“Stop kekerasan, stop pengusiran dan penganiayaan terhadap umat Islam India. Stop Islamofobia, semua tindakan ini akan menyulut pertentangan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Sudarnoto berharap pemerintah RI melakukan langkah-langkah penting dan meyakinkan agar pemerintah India melalui duta besar India untuk menghentikan ekstrimisme tersebut. Dia juga menyerukan agar umat Islam di India tetap bersabar menghadapi kondisi demikian.

“Saya menyampaikan bahwa kami, umat Islam Indonesia khususnya, bersama anda semua. Tetaplah bersabar, teguh pendirian dan panjatkan do’a mohon pertolongan Allah,” tambahnya.

Ivan Setyadhi

Dreamer, Chelsea Garis Biru, Nakama, Family Man, Bismillah Untuk Semuanya, Alhamdulillah Atas Segalanya
Back to top button