News

Biaya Kuliah PTN Mendadak Naik Tajam, Dicurigai Ada Pemotongan Subsidi Pemerintah


Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi mengungkapkan kecurigaan adanya pemotongan subsidi pemerintah kepada beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) yang menjadi penyebab melonjaknya kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) secara mendadak.

“Jangan-jangan pemerintah sudah tidak lagi mensubsidi beberapa perguruan tinggi negeri,” ujar Dede Yusuf dikutip di Jakarta, Selasa (7/5/2024).

Politikus Partai Demokrat menyebut seberapa jauh hal tersebut ada kaitannya juga perlu telusuri. “Komponen-komponen apa yang menyebabkan angka pembiayaan pendidikan menjadi tinggi,” tutur Dede Yusuf.

Selain menyoroti kenaikan biaya yang terjadi di sejumlah PTN, Dede Yusuf menyoroti masih terjadinya penyaluran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang kurang tepat sasaran. Menurutnya, pentingnya pembaruan dalam sistem verifikasi yang melibatkan kerja sama antara pemerintah dan universitas.

“Verifikator KIP Kuliah adalah pemerintah bersama dengan kampusnya. Jika terjadi salah sasaran, ini berarti harus dipertanyakan apakah kampus tidak melakukan fungsi reviewing para penerima KIP ini setiap tahun,” terang Dede Yusuf.

Ia mencermati dinamika ekonomi penerima bisa berubah secara signifikan, misalnya ada yang orang tua mahasiswa mendadak menjadi pengusaha besar atau mahasiswa tersebut berhasil sebagai YouTuber atau selebritas media sosial dengan penghasilan yang cukup besar.

“Ketika sudah mampu, seharusnya mereka tidak lagi menerima KIP Kuliah. dan kampus serta Kementerian Pendidikan adalah yang tahu kondisi ini melalui review tahunan,” ucapnya.

Dede Yusuf menambahkan peninjauan penerima KIP tidak hanya harus berdasarkan prestasi akademik seperti nilai IPK saja, tetapi juga kondisi ekonomi mahasiswa tersebut.

Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menunjukkan program KIP Kuliah diharapkan mendukung lebih dari 200.000 mahasiswa setiap tahunnya. Namun, masih terdapat laporan-laporan yang menunjukkan bahwa ada penerima yang kondisi ekonominya telah berubah namun masih menerima bantuan.

Lebih lanjut, Dede Yusuf menegaskan hal tersebut menunjukkan kebutuhan mendesak untuk peningkatan dan pembaruan dalam sistem verifikasi dan peninjauan ulang penerima KIP Kuliah. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa program ini tepat sasaran dan hanya membantu mahasiswa yang memang membutuhkan dukungan finansial untuk pendidikan mereka.

Back to top button