News

Kuliah Kebangsaan di FISIP UI, Anies Ditantang Pertanyaan Guru Besar dan Mahasiswa

Bakal calon presiden usungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan mengisi Kuliah Kebangsaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) di Depok, Selasa (29/8/2023).

Pantauan inilah.com di lokasi, Anies yang tiba pukul 09.00 WIB disambut sangat meriah oleh mahasiswa yang sudah menunggu di Gedung Purnomo Prawiro dan langsung diberikan kesempatan untuk naik ke panggung memberikan kuliah pembuka. Sebelum memulai perkuliahan Anies sempat memimpin yel-yel FISIP UI.

“Tadi Pak Dekan pakai yel-yel, kalau boleh saya ulang yel-yelnya, boleh ya Pak. Jadi kalau lihat yel-yelnya, ‘sambut salam hangat, dari kami, Fisip’ oke,” seru Anies di atas panggung.

“Saya ulang ya, ‘sambut salam hangat saya Fisip’,” tambahnya.

Ajakan mengulang yel-yel tersebut sontak diikuti oleh ratusan mahasiswa serta para dosen FISIP yang hadir dalam ruangan acara.

“Luar biasa, tepuk tangan buat kita semuanya,” ujar Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini. Anies mengatakan, yel-yel Fisip UI merupakan yang paling panjang dilihatnya.

“Pak ini salah satu yel-yel paling panjang yang pernah saya lihat. Biasanya yang panjang yang memandu, yang merespons singkat, biasanya. Kalau ini yang memandu singkat, yang merespons panjang. Artinya kapasitasnya baik sekali kira-kira. Makasih,” ujarnya.

Setelah memberikan kuliah pembuka selama 30 menit, Anies langsung dipersilakan duduk untuk melanjutkan sesi disuksi tanya jawab yang berlangsung selama satu jam.

Sesi tanya jawab tersebut Anies ditantang menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru besar dan mahasiswa dari FISIP UI.

Dalam diskusi ini salah satu mahasiswa menanyakan terkait gaji ASN Pemprov DKI Jakarta yang dipotong di masa pandemi saat Anies masih menjabat sebagai gubernur DKI.

“Ketika terjadi pandemi, maka pemerintah daerah harus melakukan pergeseran anggaran untuk membantu penanganan Covid-19, aspek kesehatan dan jaminan sosial, karena warga diminta untuk di rumah karena itu mereka tidak mendapatkan rutin dan pemerintah harus hadir membantu,” jawab Anies.

“Di Jakarta 900 ribu ketika terjadi pandemi, tukang bakso dan kaki lima lainnya tidak jualan dan sebanyak itu yang ditanggung pemerintah itu meningkat angkanya sampai 1,6 juta yang harus ditanggani,” tambahnya.

“Jadi ini bukan potongan, ini adalah anda diminta untuk mengurangi, bukan gajinya tapi tunjangannya, dan di Jakarta itu tunjangannya cukup besar,” kata Anies menegaskan.

Jawaban Anies yang tegas dan berdasarkan data ini langsung mendapat tepuk tangan meriah dari mahasiswa dan guru besar yang hadir.

Back to top button