Market

Krisis Pangan Timpa 44 Negara, Mentan Dorong Sinergi Swasta dan Petani


Menteri Pertanian Amran Sulaiman mendorong keterlibatan swasta dalam mendorong produksi pangan nasional. Sinergi antara swasta dengan petani, perlu lebih ditingkatkan.

“Saat ini, dunia sedang tidak baik-baik saja. Dunia sedang mengalami krisis pangan dan krisis energi. Ada 44 negara yang teracam kelaparan. Kita harapkan peran aktif swasta dan petani untuk meningkatkan produktivitas panen pangan kita,” kata Mentan Amran, Jakarta, dikutip Sabtu (3/2/204).

Dia bilang, sektor pertanian adalah sektor yang paling dasar dalam memperkokoh ketahanan negara. Tanpa kecukupan bahan pangan, negara akan mengarah kepada konflik dan kehancuran. Dalam hal ini, peran banyak pihak termasuk swasta sangat penting dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan.

“Ingat, pangan identik dengan ketahanan negara. Kalau pangan bermasalah negara bermasalah. Yang bergerak di sektor pertanian itu adalah pahlawan yang sesungguhnya,” kata Amran.

Gayung bersambut. Kelompok Mitra Tani di Desa Mukti Jaya, Kecamatan Muara Telang, Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) yang merupakan petani binaan dari PT Wilmar Padi Indonesia (WPI), melakukan panen raya. Hasilnya, terjadi kenaikan produksi yang signifikan.

Kemitraan antara WPI dengan petani bertajuk program Farmer Engagement Program (FEP), merupakan salah satu bukti bahwa kolaborasi antara perusahaan dengan petani, merupakan kunci peningkatan produktifitas. Serta, solusi untuk meningkatkan produksi pangan nasional.

Ketua Kelompok Mitra Tani, Nastain mengaku puas dengan hasil panen di tahun ini. Kelompoknya memperoleh 100 karung per hektare (ha), atau setara 7,5 ton gabah dari 78 ha sawah yang panen.

Jauh dibandingkan tahun lalu yang hasil panennya 60 karung per ha. Lahan tersebut dikelola 30 anggota kelompok tani. “Selama musim tanam memang ada tantangan, tapi kami berusaha menerapkan arahan dari pendamping, seperti pemupukan, benih unggul dan pencegahan hama,”  ujar Nastain. 

Tak hanya panen, kata Nasiri, kelompok Tani Mitra mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari 100 menjadi 200. Artinya, mereka bisa menanam dua kali dalam setahun. Alhasil, penghasilan petani naik tanpa harus menambah luasan tanam. 
“Kami berharap kemitraan ini dapat terus berlanjut,” kata dia.

Sedangkan Rice Business Head WPI, Saronto mengatakan, keberhasilan kemitraan di Muara Telang ini, tidak lepas dari peran petani yang turut mempromosikan program itu.

Dimulai awal 2023, kemitraan di daerah tersebut hanya diikuti satu kelompok dengan luas lahan 23 ha. Kini, luas lahan yang dikerjasamakan melalui FEP di Banyuasin, mencapai 2.200 ha. Seluas 1.005 ha diantaranya berada di Muara Telang. “Kami berharap panen perdana ini dapat berlanjut ke panen-panen berikutnya,” tutur Saronto.

Dia berharap, luas lahan yang dikerjasamakan dalam FEP di Muara Telang tahun ini dapat meningkat menjadi 2.000 ha. Realisasi FEP tahun lalu di daerah tersebut seluas 1.500 ha. 

Tujuan utama kemitraan tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas lahan pertanian. “Selain itu, program tersebut juga menggandeng pemerintah kabupaten dan desa,” pungkasnya.

 

Back to top button