News

Klaim Demokrat Bakal Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah Ungkap Alasannya

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora, Fahri Hamzah meyakini bahwa Partai Demokrat akan bergabung ke barisan parpol pengusung bacapres Prabowo Subianto. Alasannya, antara Prabowo dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki hubungan baik.

“Perasaan saya Pak SBY tentu tahu bahwa Pak Prabowo adalah tokoh yang sangat dekat dengan beliau. Dan juga teruji kiprahnya selama ini, berkali-kali di beberapa momentum juga ada koalisi juga dengan beliau,” terang Fahri di kawasan Jakarta Barat, Senin (11/9/2023).

Selain itu, ia juga menyinggung peran besar Partai Gerindra menjadi penyeimbang pemerintah saat kepemimpinan SBY kala itu, sehingga masa pemerintahan SBY dikenal sebagai era demokrasi yang paling baik.

“Sehingga di zaman SBY record indeks demokrasi kita termasuk yang paling baik. Sekarang waktunya tokoh-tokoh ini semuanya bersatu dan mendukung Pak Prabowo itu harapan kita,” tegasnya.

Diketahui Demokrat kini dalam posisi yang belum jelas, usai memutuskan hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), buntut ditunjuknya Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai pendamping bacapres Anies Baswedan.

Ketua DPP Partai Demorkat, Herman Khaeron menegaskan pihaknya melabuhkan dukungan terhadap koalisi yang sudah ada. Ia mengaku kecil kemungkinan bagi Demokrat untuk membuat poros koalisi baru.

“Ke semuanya Demokrat cocok, kecuali kemarin enggak cocok. Kalau melihat apakah ke Pak Ganjar atau Pak Prabowo, saya kira demokrat ini memiliki rasionalitas, dalam mengambil sikap dan selalu didasarkan kepada etika moral politik yang baik,” kata Herman di Kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9/2023).

Meski mengakui politik bersifat dinamis, namun Demokrat mencoba realisitis soal peluang membentuk poros baru, mengingat adanya keterbatasan waktu. Apalagi, ada wacana pendaftaran capres-cawapres akan dimajukan jadwalnya.

“Yang pasti kan pendaftaran sudah dekat, 10 Oktober, jadi ya bagaimana pun kita harus lebih rasional dan yang paling mungkin gabung kepada koalisi yang sudah terbentuk. Baik pak Ganjar maupun Prabowo,” kata Herman.

Back to top button