News

KKB Terus Berulah di Papua, Menhan Sibuk Nyapres

Hingga saat ini masyarakat Papua masih terus terganggu dengan keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Pasalnya, gangguan itu terus terjadi dan seakan tidak akan pernah selesai.

Mulai dari aksi penembakan terhadap aparat keamanan yang beberapa kali menimbulkan korban jiwa, hingga terjadinya penculikan terhadap pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens.

Pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu disandera kelompok yang dipimpin Egianus Kogoya setelah pesawat yang diterbangkannya diserbu dan dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan pada 7 Februari 2023.

Mengenai hal ini, Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie mempertanyakan mengapa aparat penegak hukum di Indonesia tidak bisa melumpuhkan KKB. Padahal TNI memiliki pasukan khusus atau Kopassus yang tidak diragukan lagi dengan keahlian militernya.

“Satu Kopassus itu hitungannya 20 prajurit, pasukan elit itu jadi hebat banget, kenapa dia itu selalu kecil karena satu orang itu bisa bunuh 20 orang,” ujarnya, dikutip dari Youtube R66 Newlitics.

Karena itu dirinya berharap kepada Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk meningkatkan status operasi di Papua dengan siaga tempur. Bahkan bila perlu panglima menerjunkan tiga angkatan sekaligus yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).

“Sikat, kalau perlu tiga angkatan langsung,” pintanya.

Bahkan dalam satu pekan terakhir, KKB kembali berulah dengan mengganggu distribusi makanan untuk wilayah Papua Tengah yang sedang dilanda kekeringan yakni Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi.

KKB kerap menembaki pesawat yang ditugaskan mengirimkan bantuan makanan, sehingga pendistribusian makanan untuk 7.500 warga di dua distrik tersebut tidak bisa dilakukan.

Warga Agandugume dan Lambewi pun mengalami kesulitan mendapatkan makanan dan terpaksa mengonsumsi umbi-umbian busuk. Bahkan enam warga meninggal dunia karena mengonsumsi makanan yang sudah tidak layak.

Warga yang meninggal dunia di antaranya Yenis Telenggen (38), Yemina Murib (42), Ater Tabuni (46), Tenus Murib (46), dan Tera Murib (39). Sedangkan seorang lagi yakni Ila Telenggen yang masih bayi.

Meninggalnya warga Papua karena bencana kekeringan ini tentu saja harus menjadi perhatian pemerintah. Sebab, tidak sepantasnya negara membiarkan rakyatnya sulit mendapat makanan lantaran diganggu kelompok teror.

Sedangkan yang terjadi saat ini adalah para pemimpin malah sibuk dengan persiapan pilpres untuk Pemilu 2024. Salah satu bakal calon presiden yang tengah ramai dibicarakan adalah Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto

Padahal salah satu tugas Menhan adalah menjaga pertahanan negara dari ancaman teror, agresi militer, pemberontakan bersenjata, serta pelanggaran wilayah.

“Menhan kita sibuk jadi presiden, makanya saya cuma minta satu, Pak Jokowi keluarkan Keppres (Keputusan Presiden) atau Inpres (Instruksi Presiden),” tambah Connie yang menyinggung kesibukan Menhan Prabowo menjelang Pemilu 2024.

Connie meminta Jokowi lebih baik ikut campur untuk memberantas KKB di Tanah Papua, agar tidak lagi ada korban sipil dan militer dari aksi teror kerap terjadi.

“Kalau Kepres kelamaan karena perlu persetujuan DPR, keluarkan saja Inpres. Bilang ke Panglima (TNI), ‘Saya tentukan, selesaikan masalah KKB ini dua bulan,” ujarnya.

Back to top button