Market

Kelilit Utang, Ini Profil BUMN Pengelola Sirkuit Mandalika

Beban utang yang melilit pengelola Sirkuit Mandalika hingga Rp4,6 triliun mengagetkan publik. Nasib PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) seakan membenarkan proyek besar era Jokowi sangat dipaksakan.

Lantas apa sebenarnya tugas ITDC dalam membangun industri pariwisata nasional dari Kementerian BUMN. Berikut profil BUMN hasil penggabungan berbagai BUMN pariwisata ini?

Ternyata, ITDC telah berkiprah selama 45 tahun lebih. Saat ini mendapatkan hak mengelola Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Bali dan Mandalika, Lombok. Saham ITDC 100% sepenuhnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang diwakili oleh Pemerintah Republik Indonesia/Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemilik saham. Tentu saja Negara Republik Indonesia menjadi entitas induk akhir.

Dari sisi bisnis, ITDC masuk dalam PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero).bergerak dalam pengembangan dan pengelolaan kompleks pariwisata terintegrasi. Berdiri pada 12 November 1973, saat ini ITDC mendapatkan hak untuk mengelola Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Bali dan Mandalika, Lombok.

Pada tanggal 16 Mei 2014, BUMN ini merangkul BUMN pariwisata tidak hanya beroperasi di Bali, tetapi juga dapat beroperasi di seluruh Indonesia.

Pada bulan Oktober 2021, pemerintah resmi menunjuk perusahaan ini sebagai induk holding BUMN bidang aviasi dan pariwisata, yang beranggotakan Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Hotel Indonesia Natour, Sarinah, dan Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.

Holding tersebut juga beranggotakan PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).

Pada bulan Januari 2023, pemerintah juga menyerahkan mayoritas saham Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) ke PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero).

Holding ini sebelumnya sempat dikenal dengan sejumlah sebutan, salah satunya yakni Holding Aviasi dan Pariwisata, karena menggabungkan perusahaan-perusahaan di sektor aviasi dan pariwisata.

Induk Holding Pariwisata ini juga diberi mandat melaksanakan kegiatan investasi dan konsultasi manajemen pada sektor transportasi, pariwisata, retail, dan sektor lain yang terkait dengan kegiatan usaha.

Holding tersebut beranggotakan PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).

Profil Dirut ITDC, Dony Oskaria
Dony Oskaria pada 4 Oktober 2021 ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) dan Triawan Munaf sebagai Komisaris Utama (Komut) merangkap Komisaris Independen Aviasi Pariwisata Indonesia.

Dony Oskaria merupakan pria kelahiran Tanah Datar, Sumatera Barat, pada 1969 di Sumatera Barat sebelum akhirnya merantau untuk pindah ke Ibu kota.

Di Jakarta, Dony melanjutkan studinya di SMPN 75 Kebon Jeruk, lalu ke SMA 78. Setelah lulus, Dony kuliah di jurusan akuntansi Universitas Andalas pada 1989. Dalam perjalannya Dony kemudian pindah ke Universitas Padjadjaran jurusan Hubungan Internasional.

Setelah Lulus dirinya mulai melebarkan sayap di bidang bisnis perbankan yang berada di bawah naungan CT Corp, yakni PT Bank Mega Tbk. Ia juga menjabat di beberapa bisnis holding group CT Corp, seperti CEO Trans Kalla Makassar, CEO AntaVaya, hingga CEO untuk Trans Studio, Trans Hotel, dan Trans Mall.

Back to top button