Market

Keuangannya Babak Belur, Hutama Karya Dipercaya Garap Infrastruktur IKN Nusantara

Meski buntung atau merugi selama 3 tahun berturut-turut, PT Hutama Karya (Persero) dipercaya menggarap proyek infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Nilai proyeknya Rp1,1 triliun. 

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo mengatakan, perolehan dua proyek di IKN Nusantara itu, terkait pembangunan konstruksi sarana prasarana pemerintahan IB dan jaringan perpipaan air limbah 1 dan 3 di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara (KIPP IKN).

“Untuk pembangunan Sarana Prasarana Pemerintahan IB ini merupakan pembangunan terintegrasi yang akan menunjang Kawasan Istana Kepresidenan, sementara proyek Jaringan Perpipaan Air Limbah 1 dan 3 KIPP IKN ini singkatnya berfungsi untuk mengalirkan limbah ke tempat pemrosesan dengan efisien,” ujar Tjahjo, Jumat (16/11/2023).

Tjahjo menjelaskan proyek tersebut dilakukan dengan skema KSO (Kerja Sama Operasi). Proyek sarana prasarana pemerintahan IB Hutama Karya, digarap melalui proyek KSO bersama Adhi Karya dan Penta. Nilai investasinya Rp711,3 miliar.

Sementara untuk konstruksi pembangunan melalui KSO Hutama Karya dan WIKA atas proyek jaringan perpipaan air limbah 1 dan 3 KIPP IKN Nusantara, nilainya Rp435,4 miliar.

Tjahjo mengungkapkan, proyek sarana prasarana pemerintahan IB seluas 11,04 hektare, nantinya akan dibangun beragam fasilitas meliputi paviliun presiden, gazebo, gedung masjid kepresidenan beserta kawasannya dengan target penyelesaian di akhir 2024.

Mengingatkan saja, Hutama mencatatkan kerugian selama 3 tiga tahun berturut-turut sejak 2020. Alhasil, keuangan perusahaan itu babak belur.

Beban bunga pinjaman dan amortisasi dari operasional Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), salah satu biang keladi, tomboknya keuangan perseroan.

Periode 2020 dan 2021, Hutama Karya mencatatkan kerugian merata sebesar Rp 2 triliun.

Utang Hutama Karya yang semula berjumlah Rp44,3 triliun turun menjadi Rp30,07 triliun per September 2023. Kenapa bisa turun? Ya, karena Hutama Karya melego dua ruas di JTTS.

Yakni, ruas Medan-Binjai dan Bakauheni-Terbanggi Besar yang dijual kepada Indonesia Investment Authority (INA) senilai Rp20 triliun. Dari penjualan itu, Hutama Karya meraup pembayaran Rp15 triliun untuk penyelesaikan utang proyek tol JTTS ruas Medan-Binjai.

Back to top button