News

Ketua Komisi VIII DPR Beberkan Sejumlah Masalah Pelaksanaan Haji 2023

Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi membeberkan sejumlah titik yang menimbulkan masalah penyelenggaraan haji tahun 2023 yang akan menjadi bahan evaluasi catatan DPR. Menurut dia, sebenarnya secara umum penyelenggaraan haji tahun ini sudah berjalan dengan baik, tapi masih ada kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki.

“Kita tahu kan, konidisi di Armuzna (Arafah-Muzdalifah-Mina) kemarin itu ada sedikit situasi yang membuat jemaah menjadi panik. Ketika mereka (jemaah haji) harus menunggu berjam-jam di Muzdalifah, di bawah terik matahari yang sangat tinggi, sehingga ada beberapa di antaranya yang harus ditangani oleh tim medis karena pingsan dan sebagainya. Ini menjadi evaluasi kami,” ujar Ashabul di Jeddah, Arab Saudi, Minggu (2/7/2023).

Legislator Dapil Sulsel I melanjutkan, dari hasil pantauan pihaknya, di maktab-maktab tertentu ada pendistribusian makanan yang mengalami ketelambatan. Kemudian, sanitasinya juga banyak yang mampet dan instalasi air bersihnya ada yang mengalami gangguan. Bahkan di tenda-tenda beberapa jemaah haji ada yang harus tidur di luar tenda.

“Karena tenda yang harusnya diisi hanya 100 orang atau 200 orang ternyata diisi lebih dari kapasitas yang ada, ini juga menjadi catatan evaluasi kita. Selain itu juga nanti, akan ada evaluasi khusus yang akan kita lakukan di Komisi VIII DPR, dengan mengundang Kementerian Agama khususnya dengan Dirjen PHU untuk kita minta penjelasan terkait dengan masalah-masalah yang timbul selama penyelenggahan haji ini,” terang Ashabul.

Selanjutnya, kata politikus PAN ini, menyangkut masalah penanganan jemaah lanjut usia atau lansia yang pelayanannya belum maksimal. Hal ini disebabkan karena jemaah lansia pada musim haji tahun ini tidak lagi ada pendamping dari yang mahramnya.

“Di satu sisi, petugas kita ini kan jumlahnya sangat terbatas, sehingga kewalahan juga kalau menangani para lansia. Khususnya lansia yang pasif atau yang tidak mandiri. Nah ini juga menjadi evaluasi kita ke depan,” ungkap Ashabul.

“Apakah nanti penanganan lansia ini ditangani secara khusus? atau contoh mungkin akan ada kloter khusus lansia, sehingga perlakuannya memang untuk lansia. Jadi mungkin dari pemilihan hotelnya, makanan dan lainnya,” sambung Ashabul.

Selain itu, tambah Ashabul, persoalan panjangnya antrean jemaah haji yang akan berimplikasi kepada semakin banyaknya jemaaah lansia. Ada yang menunggu antrean ampai 20-30 tahun. “Itu kan berarti pada waktu mereka berangkat haji itu usianya juga sudah lansia.. Dan itu kan nanti kemungkinan besar akan mewarnai jemaah haji di Indonesia. Tahun ini saja jumlah lansia mencapai 30 persen atau sekitar 60 ribuan. Bisa saja tahun depan meningkat menjadi 40 persen,” tutur Ashabul.

Back to top button