Market

Ketahui 6 Ciri-Ciri Orderan Fiktif di Gojek, Grab, Shopee, dan Maxim

Seorang nasabah pinjaman online (pinjol) dikabarkan bunuh diri usai diteror secara berlebihan oleh debt collector (DC).

Mengutip dari akun @rakyatvspinjol Jumat, (22/09/2023), pada Minggu, (17/09/2023), korban diduga mengajukan pinjaman online sebesar Rp9,4 juta. Namun korban harus mengembalikan dua kali lipat atau Rp18 juta dari besaran pinjaman pokok.

Korban yang kesulitan membayar pinjaman akhirnya di teror oleh DC secara berlebihan, mulai dari menyasar ke kantor korban hingga berujung pemecatan sampai dibombardir dengan sejumlah orderan fiktif yang datang ke rumahnya.

Apa Itu Orderan Fiktif?

Ciri-ciri order fiktif (Photo: iStockPhoto)
Ciri-ciri order fiktif (Photo: iStockPhoto)

Order fiktif atau biasa disingkat dengan ofik adalah pesanan palsu yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Biasanya aksi ini dilakukan oleh oknum untuk sekadar iseng atau memang bermaksud ingin menjatuhkan bisnis orang lain. 

Aksi ini sangat merugikan banyak pihak, terutama dari perusahaan penyedia aplikasi layanan, penjual atau merchant, hingga kurir.

Untuk meminimalisir maraknya pesanan fiktif, dibuatlah Pasal 35 Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah – olah data yang otentik,” seperti mengutip Pasal 35 Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2016.

Jerat hukum bagi pelaku order fiktif dijelaskan dalam Pasal 51 ayat (1) UU ITE yang menyatakan bahwa “setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).”

Bagi Anda yang tidak ingin menjadi korban orderan fiktif, berikut 6 ciri-ciri orderan fiktif yang umum dilakukan oleh para oknum:

1. Perhatikan Nama Pengguna

Ciri-ciri orderan fiktif bisa dikenali dari nama customer yang cenderung aneh yang menggunakan nama samaran, karakter, atau tokoh terkenal sehingga penjual sulit mengidentifikasi identitas pembeli.

Jika mendapat pesanan dari customer seperti itu, segera melakukan panggilan untuk melakukan verifikasi apakah orang tersebut benar melakukan pembelian.

Jangan lupa juga untuk meminta nama lengkap mereka dicantumkan di note kotak pengiriman supaya kurir bisa menemukan rumah atau calon pembeli saat melakukan pengiriman.

2. Rating Rendah

Dari segi pembeli, hal yang paling utama mereka lihat sebelum belanja online adalah melihat rating penjual.

Hal yang sama juga bisa dilakukan oleh penjual, terutama merchant yang menerima pesanan dari GoFood, ShopeeFood, Grab, Maxim, dan lainnya.

Penjual atau pemberi layanan memang membutuhkan customer untuk memenuhi kuota harian supaya bisa mendapat bonus tambahan.

Untuk terhindar dari orderan fiktif, penjual atau pemberi layanan bisa menghubungi customer secara langsung untuk mengkonfirmasi kembali apakah benar mereka melakukan pembelian, jumlah pesanan, dan lokasi pengiriman barang.

Hal ini wajib dilakukan agar terhindar dari orderan fiktik yang akan merugikan waktu, tenaga, dan biaya selama pengantaran.

3. Menggunakan Metode Pembayaran Tunai

Tidak semua customer yang melakukan metode pembayaran tunai adalah orderan fiktif. Namun ciri-ciri orderan fiktif yang menggunakan metode pembayaran tunai biasanya sengaja memesan barang dalam jumlah yang banyak atau tidak wajar.

Layanan Gojek dan Grab mungkin sering mendapat pesanan perantara belanja dari customernya. Untuk pengguna lama, mereka akan memilih pembayaran e-wallet untuk memudahkan transaksi si ojol selama menjadi perantara.

Tapi ada juga pengguna yang menggunakan metode pembayaran uang tunai karena tidak memiliki saldo e-wallet yang tidak cukup.

Jika mendapat pesanan seperti itu, segera hubungi pelanggan melalui fitur chat atau panggilan telepon untuk melakukan verifikasi kembali, seperti detail pesanan, jumlah pesanan, harga, lokasi pengiriman, dan lain-lain. 

Hal ini wajib dilakukan supaya penjual atau pemberi layanan terhindar dari kerugian besar akibat ulah oknum orderan fiktif.

4. Jumlah Pesanan Tidak Wajar

Untuk layanan GoFood, GrabFood, ShopeeFood, kalian harus berhati-hati saat menerima pesanan dalam jumlah yang tidak wajar.

Sebagai kurir, mungkin sebagian dari Anda sudah cukup paham jumlah pesanan makanan rata-rata yang dipesan oleh pelanggan. 

Jika lokasi pengirimannya berada di pusat perkantoran, sangat lumrah sekali mendapat pesanan 5-10 makanan.

Meski begitu, Anda juga harus waspada untuk memperhatikan nama pengguna, rating, metode pembayaran, dan lokasi pengiriman barang. 

Apabila terindikasi penipuan, cobalah menelpon customer itu untuk memverifikasi pesanan. Tapi jika tidak ada jawaban dalam waktu 10-15 menit, segera tolak pesanan, buat laporan di aplikasi, dan tunggu pesanan dari customer lain.

5. Lokasi Pengiriman Tidak Jelas

Jika mendapat pesanan dengan lokasi penjemputan dan pengantaran yang tidak jelas, maka bisa jadi ini ada indikasi orderan fiktif.

Biasanya orderan fiktif akan random menggunakan nama jalan tanpa ada informasi detail. Biar lebih aman, kurir bisa mengecek lokasi pengiriman melalui Gmaps atau aplikasi navigasi lainnya

Jika terlihat mencurigakan, coba hubungi pelanggan dan tanya secara spesifik lokasi penjemputan. Sebab bisa jadi sinyal atau navigasi HP pelanggan sedang error sehingga mereka tidak bisa memberikan lokasi penjemputan yang benar.

6. Tidak Dapat Dihubungi

Sebelum jalan untuk melakukan pembelian, penjemputan, atau pengantaran barang, cobalah untuk menghubungi pelanggan untuk memastikan lagi lokasi pengiriman barang kepada pelanggan.

Tapi satu hal yang perlu diingat, tidak semua pelanggan memiliki fisik yang sempurna. 

Bisa jadi pelanggan yang memesan adalah penyandang tunarungu atau tunanetra, sehingga dalam kondisi tertentu mereka tidak bisa merespon pesan atau telepon dengan cepat.

Maka dari itu, sisihkan waktu sedikitnya 10 menit untuk menunggu respon dari pelanggan. Jika memang tidak ada balasan, kurir bisa menolak pesanan dan membuat laporan di aplikasi.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button