Market

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Lanjut Surabaya, Djan Faridz: Revolusi Transportasi Jokowi

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Djan Faridz menilai, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang bakal dilanjutkan ke Surabaya, merupakan langkah visioner Presiden Jokowi. Agar perputaran ekonomi di daerah semakin kencang.

“Jakarta-Surabaya bisa dicapai dalam waktu singkat, sekitar tiga jam. Itu luar biasa. Sehingga perekonomian Indonesia itu hidup. Pak Jokowi itu memikirkan sampai detilnya. Bagaimana upaya untuk menumbuhkan perekonomian,” kata Djan Faridz di Kantor Wantimpres, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (3/10/2023).

Djan Fariz benar. Saat ini, kereta cepat rute Jakarta-Bandung dipastikan bakal lanjut hingga Surabaya. Rencananya, rute lanjutan kereta cepat ini, menjelajah sebelah timur Pulau Jawa. Artinya, kereta cepat ini akan melintasi Kertajati-Solo-Jogja-Surabaya. Sehingga, interkoneksi dari barat ke timur Pulau Jawa, bisa dijangkau kereta berkecepatan 350 kilometer/jam itu.  

Masih kata mantan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) era SBY itu, proyek kereta cepat tentu saja membawa efek positif dalam jangka panjang. Tak beda dengan ketika Bung Karno mencanangkan pembangunan Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Gedung DPR/MPR, hingga Jembatan Semanggi.

Saat awal dibangun saja, kata Djan Faridz, banyak pihak yang protes. Namun setelah jadi, mulai dirasakan manfaatnya begitu besar untuk masyarakat. Di sinilah, Indonesia perlu pemimpin yang tangguh, visioner, serta punya keberpihakan kepada rakyat.

“Ingat, membangun Indonesia itu bukan untuk satu tahun. Tapi 50 tahun ke depan, atau 100 tahun ke depan. Ayo kita mulai membangun. Kita perlu presiden yang berpikir jauh ke depan,” ujar Djan Faridz.

Terkait pembiayaan Kereta Cepat Jakarta Bandung yang lanjut Surabaya, menurut Djan Faridz, tidak ada masalah. Sekalipun pemerintah harus utang untuk membiayai proyek tersebut. Toh, nantinya ada pendapatan dari operasional kereta cepat itu. Dan yang paling penting, kualitas transportasi di Indonesia semakin maju dan berkembang pesat.  

“Jadi modal kredit (utang), itu bukan sesuatu yang haram. Tapi kita kan lagi ngomongin proyek yang ada incomenya (pendapatan). Kalau kita utang, tapi tidak ada income, nah itu yang tidak boleh,” jelas Djan Faridz

Selanjutnya, mantan Ketum PPP ini, menjelaskan, banyak program Presiden Jokowi yang sejatinya dalam rangka melayani atau mempermudah masyarakat. Hanya saja, tujuan itu seringkali tak sampai atau terpikirkan. 

Untuk itu, salah satu tugas anggota Wantimpres adalah memberikan pencerahan kepada masyarakat, terkait program-program presiden.

“Kalau ada program-program presiden yang tidak dimengerti masyarakat, sehingga menimbulkan unsur negatif, saya merasa sebagai Wantimpres, harus bisa memberikan penjelasan atau pencerahan. Jangan sampai unsur negatifnya terus berkembang,” kata Djan Faridz. 

Sebelumnya, Djan Faridz menyebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang bakal dilanjutkan ke Surabaya, merupakan terobosan Presiden Jokowi. Bahkan, karya ini disebutnya sebagai revolusi transportasi Jokowi.

Proyek ini bukan sekedar membangun moda transportasi, namun ada sisi yang mulia. Bahwa Presiden Jokowi ingin perekonomian daerah bergerak cepat. Karena, penopang perekonomian nasional adalah ekonomi daerah. “Keretanya luar biasa. Perlu dilanjutkan sampai ke Surabaya,” kata Djan Faridz, Senin (2/10/2023).

Dalam peresmian Kereta Cepat Jakarta Bandung yang kemudian dinamai Kereta Whoosh, sejumlah anggota Wantimpres hadir, yakni Sidarto Danusubroto, Agung Laksono, dan Putri Kus Wisnu Wardani. Semuanya kompak mendukung Jokowi untuk melanjutkan pembangunan kereta cepat hingga ke Surabaya.

Back to top button