Market

Kempit Rp40,68 Miliar, Citra Buana Prasida Jadi Pendatang Baru di BEI

Jumat, 06 Jan 2023 – 14:19 WIB

Kempit Rp40,68 Miliar, Citra Buana Prasida Jadi Pendatang Baru di BEI - inilah.com

Jajaran direksi PT Citra Buana Prasida Tbk saat peresmian pencatatan saham dengan kode CBPE di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (6/1/2023). (Foto: Humas CBPE)

PT Citra Buana Prasida Tbk, pengembang dan pengelola properti resmi mencatatkan saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan memperoleh dana segar sebesar Rp40,68 miliar.

Dengan harga penawaran saham Rp150 per unit, emiten menggunakan kode saham CBPE. Perseroan menjadi emiten ke-4 yang tercatat pada tahun ini dan ke-829 di bursa. Dalam IPO, perseroan melepas 20 persen sahamnya ke publik atau sebanyak-banyaknya 271,25 juta saham baru.

Direktur Utama CBPE R. Asep Eddy mengatakan, seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui IPO akan digunakan untuk pembangunan ruko di kawasan Paskal Hyper Square. Menurutnya, hal itu untuk menangkap berbagai peluang ke depan serta demi menjangkau lebih banyak pasar.

“Puji syukur kepada Tuhan pada hari ini sekaligus awal 2023 yang penuh optimis ini kami berhasil mencapai milestone baru melalui IPO yang merupakan aksi korporasi strategis. Melalui IPO ini tentu PT Citra Buana Prasida berkomitmen ingin selalu memberikan karya terbaik bagi masyarakat dan Bangsa Indonesia seluruhnya serta khususnya untuk pengembangan perekonomian kota Bandung yang kita cintai,” ujar Eddy dalam keterangan di Jakarta, Jumat (6/1/2023).

Dalam aksi korporasi tersebut, CBPE menunjuk Panin Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Eddy bersyukur industri properti terus mengalami perbaikan di tengah pemulihan perekonomian saat ini. Berbagai rencana pengembangan kawasan pun terus perseroan lakukan guna mempertahankan tren pertumbuhan kinerja yang baik.

Sejak dikembangkan pada 2003, Paskal Hyper Square telah menjadi kawasan one stop living dengan luas area sekitar 135.000 m2 yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas meliputi food market, ruko, pusat perbelanjaan, pendidikan, hotel, dormitory dan pusat hiburan.

Saat ini, di kawasan Paskal Hyper Square masih terdapat lahan yang dapat dikembangkan oleh perseroan untuk membangun sebanyak 92 unit ruko untuk mulai dipasarkan dan dialihkan pemanfaatannya.

“Produk properti ruko saat ini masih menjadi andalan kami. Sepanjang periode pandemi sejak 2019 hingga tahun lalu, pendapatan perseroan mengalami peningkatan yang diakibatkan karena peningkatan pendapatan sewa dan pengalihan pemanfaatan atau penggunaan bangunan dan atau tanah (ruko),” ujar Eddy.

Selain itu, lanjut Eddy, saat ini perseroan juga memiliki rencana untuk mengembangkan kawasan ekowisata di daerah Cipaku, Bandung, di atas lahan seluas 37.860 m2.

Adapun secara kinerja keuangan, pendapatan perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022 adalah sebesar Rp19,26 miliar, menurun 29,03 persen dibandingkan dengan periode yang berakhir pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp27,14 miliar.

Penurunan tersebut terutama disebabkan karena masih terdapat beberapa proses pengalihan pemanfaatan atau penggunaan bangunan dan atau tanah (ruko) sampai 30 Juni 2022 dan baru bisa diakui sebagai pendapatan setelah terjadi serah terima unit.

Kendati demikian, pendapatan sewa perseroan meningkat, dimana manajemen perseroan selalu meningkatkan kinerja marketing sehingga target pengalihan atau penggunaan tersebut dan sewa ruko tercapai.

Adapun laba komprehensif tahun berjalan perseroan per 30 Juni 2022 adalah sebesar Rp4,14 miliar, menurun sebesar 64,97 persen dibandingkan dengan periode yang berakhir pada 30 Juni 2021 sebesar Rp11,84 miliar.

“Ke depan manajemen perseroan akan melakukan efisiensi atas seluruh beban-beban untuk meningkatkan laba komprehensif tahun berjalan,” kata Eddy.

Sedangkan jumlah aset perseroan per akhir Juni 2022 adalah sebesar Rp199,87 miliar, meningkat sebesar 2,46 persen dibandingkan dengan akhir Desember 2021 sebesar Rp195,06 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan karena penambahan kas dan setara kas, penambahan uang muka, dan penambahan properti investasi.

Back to top button