Hangout

Kasus Meningkat, Menkes RI: 133 Anak Meninggal karena Gagal Ginjal Akut

Jumat, 21 Okt 2022 – 18:42 WIB

Menkes Gagal Ginjal Akut

Mungkin anda suka

Dokumentasi Inilah.com/Clara Anna

Menteri Kesehatan RI (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan ada 133 kematian anak akibat gagal ginjal akut di Indonesia. Angka tersebut meningkat dibanding sebelumnya yaitu 99 kasus kematian.

“Bahwa ada 241 kasus gangguan ginjal akut (AKI) di 22 Provinsi, dengan 133 kematian (55 persen dari kasus),” kata Budi Gunadi Sadikin di kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Jumat, (21/10/2022).

Masih menurut Menkes, kasus ini mulai meningkat sejak Agustus 2022 karena adanya lonjakan 35 kasus. Terlihat, dari 241 kasus, gagal ginjal akut tersebut menyerang balita di bawah usia 5 tahun.

“Gejala klinisnya, dimulai dengan demam, kehilangan nafsu makan dari bayi-bayi ini ya, yang spesifik dengan ginjal, mereka itu tidak bisa ke belakang (Buang Air Kecil), dan buang air kecilnya sedikit,” paparnya.

Menkes menjelaskan, ternyata kondisi anak-anak yang masuk rumah sakit semakin meningkat di Agustus ke September 2022. Kebanyakan, anak-anak mengalami penurunan kesehatan setelah lima hari dirawat.

“Kita juga lihat, di bulan September 2022, dan Agustus kelihatan tinggi. Banyak anak yang masuk rumah sakit cepat sekali kondisinya memburuk. Pada umumnya setelah 5 hari, kondisinya menurun secara drastis. Sehingga lebih 50 persen mereka meninggal dunia,” paparnya.

BPOM ungkap 5 obat sirop yang tidak aman dikonsumsi

Sebelumnya,Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya mengungkap ada lima obat sirop yang kandungannya tercemar Etilen Glikol (EG) lewat laman website resminya. Sehubungan dengan perkembangan hasil pengawasan yang dilakukan BPOM terhadap sirop obat yang diduga mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG), BPOM menginformasikan beberapa hal penting.

Mengutip dari laman resminya pom.go.id, Jakarta, Kamis, (20/10/2022), berdasarkan hasil pengawasan rutin BPOM yang dilakukan secara berkesinambungan, sirop obat yang beredar masih memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu. Terkait dengan sirop obat, BPOM telah melakukan tindakan regulatori berbasis risiko, berupa penelusuran sirop obat yang terdaftar dan beredar di Indonesia, pelaksanaan sampling, dan pengujian secara bertahap terhadap sirop obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG.

Hasil sampling dan pengujian terhadap 39 bets dari 26 sirop obat sampai dengan 19 Oktober 2022, menunjukkan adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman pada lima produk berikut:

1. Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.

4. Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.

5. Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.

Namun demikian, hasil uji cemaran EG tersebut belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirup obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut pada anak, karena selain penggunaan obat, masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca COVID-19.

Back to top button