News

Kasus Kematian Ibu Anak di Cinere, Polisi Tak Temukan Tanda Kekerasan

Polisi mengatakan tidak menemukan adanya tanya kekerasan dalam kasus ibu GAH (65) dan anak DAW (38) yang ditemukan tewas tinggal kerangka di Perum Bukit Cinere Indah, Jalan Pesanggrahan No.39 Cinere, Kota Depok.

Kepala Instalasi Forensik RSCM, Ade Firmansyah mengungkapkan pihaknya tidak menemukan tanda-tanda bekas kekerasan pada jenazah GAH.

“Dari autopsi juga kami menemukan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh jenazah nomor 060 (GAH) yang sudah dikonfirmasi dengan teknologi penyinaran dengan Crime Light Auto,” ujar Ade dalam konferensi pers di Polda Metro, dikutip Sabtu (7/10/2023).

Ade menjelaskan bahwa tubuh GAH juga tak ditemukan adanya zat racun dalam jasadnya. Hal tersebut berdasarkan pemeriksaan Puslabfor tim kedokteran forensik RSCM.

“Setelah menunggu beberapa hari dari tim puslabfor untuk keracunan tadi sudah disampaikan oleh Pak Wahyu bahwa tidak ditemukan zat racun atau bahan berbahaya lainnya dalam sampel yang kami kirim,” katanya

Lebih lanjut, Ade menambahkan untuk memastikan penyebab kematian pihaknya mengirimkan beberapa sampel organ dalam milik jasad GAH. Organ tersebut dikirim dan diperiksa oleh tim Toksikologi Puslabfor Polri. Hasil pemeriksaannya GAH mengalami penyakit kronis.

“Untuk dugaan penyakit yang kami periksakan secara histopatologi forensik kepada tim dokter AD di RSCM, Kami mengambil sampel jantung, paru, ginja, otot dada, usus-usus ya ada usus 12 jari, usus halus, usus besar, lambung,” tuturnya.

“Dari hasil pemeriksaan tim dokter AD menunjukkan bahwa jenazah ini menderita penyakit kronis pada paru yang secara spesifik disebut dengan gudem paru atau sembah paru. Kemudian ada juga pneumokoniosis dan penyakit jantung menahun, penyakit jantung yang kronis serta penebalan pada dinding pembuluh darah jantung,” tambah dia.

Sementara itu, pada korban DAW kata Ade pihaknya juga tidak menemukan adanya zat berbahaya ataupun racun pada tubuh korban. Hal tersebut berdasarkan hasil sampel usus besar, usus halus, usus 12 jari dan lambung.

“Untuk dugaan peracunan dari puslabfor, didapatkan bahwa tidak ada zat berbahaya atau racun di dalam tubuh korban. Untuk adanya dugaan penyakit pada jenazah ini, karena keadaannya sudah membusuk lanjut, Sehingga tidak banyak lagi sampel-sampel organ tubuh yang bisa diambil untuk pemeriksaan kepada tim histopathologi forensik,” kata dia.

Dari hasil keduanya, menunjukkan jika mereka meninggal akibat mati lemas dan kekurangan oksigen. Hal tersebut lantaran kondisi ruangan atau TKP yang sempit.

“Kami menyimpulkan bahwa keadaan kekurangan oksigen di TKP yang ditunjang dengan kondisi TKP yang sempit akan mengakibatkan korban mati lemas atau kita kenal dalam bahasa forensik adalah asfiksia yang sesuai dengan temuan perdarahan usus pada hasil distropatologi forensik,” pungkasnya.

Back to top button