Market

Ada ‘Udang’ di Balik Sumbangan, Dato Tahir Guyur Filipina Rp11,07 Miliar

Konglomerat Indonesia yang dikenal sebagai pemilik Mayapada Group, Dato Sri Tahir sumbang pemerintah Filipina 1 juta dolar Singapura, setara 41,6 juta peso atau Rp11,07 miliar. Kabarnya, sumbangan itu untuk rakyat miskin di Filipina. Padahal orang miskin di Indonesia, lebih banyak.

Dikutip dari ABC News, terjadi pertemuan antara Dato Sri Tahir dengan Presiden Filipina, Ferdinand R Marcos Jr, di Malacañang pada Rabu (31/5/2023).

Menurut keterangan resmi Kantor Komunikasi Presiden Filipina, Dato Sri Tahir menyatakan dukungan terhadap berbagai kegiatan sosial bagi anak jalanan, lansia, serta berinisiatif membangun rumah murah. “Masih banyak orang yang tidak memiliki tempat tinggal. Jadi, kami berusaha menjaga mereka. Kami juga berusaha membantu para warga lansia secara finansial dan medis,” katanya.

Dalam hal perumahan, Marcos mengatakan, pemerintah Filipina sangat agresif, lantaran negara harus mengejar ketertinggalan di bidang ini. Kepada Tahir, Marcos mengatakan, pemerintah Filipina menargetkan pembangunan sejuta rumh per tahun, selama 6 tahun ke depan. Mengingat angka backlog di Filipina mencapai 6,5 juta unit

“Itu bagian yang sangat penting dari agenda kami. Jika kami tidak memiliki perumahan yang tersedia, itu akan menyebabkan banyak masalah sosial. Sangat sulit bagi orang untuk produktif jika mereka tidak memiliki rumah sendiri,” kata Marcos.

Marcos menjelaskan, cara-cara itu memang menjadi strategi dari pemerintah untuk mengupayakan agar masyarakat tidak terlalu bergantung pada pemerintah.

Kesempatan ini disambut baik oleh Tahir. Bahkan Tahir mengaku tertarik untuk membangun rumah sakit di Filipina. “Kami mengoperasikan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia. Jadi mungkin jika kami juga bisa berinvestasi di rumah sakit di sini (Filipina),” katanya.

Menurut Press Secretary Cheloy Garafil, dalam acara tersebut Tahir menyebutkan dirinya mengenal keluarga Marcos setelah bertemu dengan mereka saat dalam pengasingan di Hawaii.

Di Indonesia, Tahir atau Ang Tjoen Ming, bukan sekedar konglomerat. Dia adalah pengusaha yang dekat dengan kekuasaan. Saat ini, dia menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Karir pria kelahiran Surabaya pada 24 Maret 1952 ini, semakin moncer setelah menikahi Rosy Riady, putri pemilik Lippo Group, Mochtar Riady. Jejaring bisnisnya semakin menjadi-jadi. Punya Bank Mayapada hingga RS Mayapada, membuat pundi-pundi duitnya menggunung.

Sempat masuk jajaran 10 orang terkaya di Indonesia dengan aset US$4,3 miliar. Atau setara Rp64,5 triliun (kurs Rp15.000/US$). Saat pandemi COVID-19, dia menyumbang Rp52 miliar.

Tahir mengatakan bahwa dia juga pernah pergi ke Suriah dan Libya, dan memberikan dukungan kepada Afghanistan dan Turki. “Apapun yang berkaitan dengan kemanusiaan, saya tertarik dengan itu,” tambahnya.

Kalau tujuan Tahir membantu rakyat miskin, jumlah warga duafa di Indonesia, lebih banyak ketimbang Filipina. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah rakyat miskin di Indonesia mencapai 26,36 juta jiwa per September 2022. Apalagi warga Kabupaten Bantul, DIY, baru saja mengalami musibah gempa bumi. Banyak membutuhkan uluran tangan.

Sedangkan Filipina, menurut data Asian Development Bank (ADB), mencapai 17,6 juta jiwa pada 2022. Dan, angka backlog atau kekurangan rumah, di Indonesia lebih besar ketimbang Filipina. Yakni mencapai 12,71 juta unit rumah pada 2021. Atau hampir dua kali Filipina. Jangan-jangan memang ada udang di balik sumbangan.

Back to top button