News

Kajian Tidak Jelas, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Batal

Ibarat kata pepatah “Bunga layu sebelum berkembang” bisa jadi tepat untuk rencana pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta-Surabaya. Ternyata pejabat yang menangani Proyek Strategis Nasional (PSN) angkat tangan dan membatalkan rencana proyek tersebut.

Selama ini PSN ditangai Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) yang berada di bawah naungan Kantor Kemenko Perekonomian. Pembatalan rencana proyek prestius tersebut diungkapkan Ketua KPPIP, Wahyu Utomo yang memastikan proyek strategis nasional (PSN) Kereta Cepat Jakarta-Surabaya akan dihentikan.

Pasalnya, proyek tersebut dinilai membutuhkan waktu yang panjang dengan biaya yang tinggi. “Itu kan enggak kecil cost-nya dan belum juga diputusankan apakah mau kereta cepat, kereta semi cepat, atau seperti apa,” kata Wahyu yang dikutip saat memperingati Sewindu PSN di Jakarta, Rabu (26/7/2023).

Proyek Kereta Api Jakarta-Surabaya merupakan salah satu dari 58 PSN yang mangkrak. Proyek-proyek tersebut ternyat belum dimulai pengerjaannya meski ditargetkan rampung pada 2024.

Wahyu mengatakan Kementerian Perhubungan telah mengusulkan untuk menghentikan proyek tersebut. Namun, hingga saat ini, menurut Wahyu, Menteri Perhubungan belum melaporkan persoalan dalam proyek tersebut kepada kementerian terkait.

“Kereta api Jakarta-Surabaya tak jelas. Itu kan gak bisa, selesai pembiayaannya saja belum. Waktu itu memang teman-teman itu memasukkan supaya ada percepatan dalam kajian. Nah itu sudah dilakukan, tapi teman-teman Kemenhub itu, kan belum mempresentasikan,” katanya.

Ia memperkirakan akan ada rapat terbatas soal PSN yang mengkrak bersama Presiden Joko Widodo pekan depan.

Selain alasan biaya dan waktu pengerjaan, menurut Wahyu, penghentian proyek Kereta Api Jakarta-Surabaya itu juga mempertimbangkan kondisi kereta yang ada saat ini. Menurut dia, kereta api lokal kini sudah banyak diperbaiki sehingga bisa menjadi pilihan bagi masyarakat.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jelas Wahyu, belum mempresentasikan Feasibility Study (FS) dari proyek tersebut. Sehingga KPPIP belum tahu detail gambaran proyek tersebut.

“Itu kan tidak kecil costnya. Dan waktunya pasti panjang itu. Putusannya juga apakah itu mau kereta cepat, atau kereta semi cepat, atau seperti apa,” ucapnya.

Jadi, permintaan agar proyek ini tidak jalan dulu datang dari Kemenhub. Dengan perkiraan modal yang tidak sedikit, KPPIP bakal terbuka dengan berbagai negara dalam menggarap proyek ini.

“Ya pasti lah (terbuka investasi). Engga mungkin dengan APBN itu. KPBU pun itu kan sektor yang agak berat untuk yang antarkota,” terang Wahyu.

Back to top button