Market

100 Hari Kerja Zulhas: Harga Bapok Turun dan Masalah Minyak Goreng Tuntas

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menorehkan deretan prestasi di 100 hari kinerjanya sebagai Mendag. Ia sukses menuntaskan masalah krusial di sektor perdagangan, seperti mampu menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok (bapok) serta menyelesaikan kemelut minyak goreng.

Sejumlah masalah di sektor perdagangan juga ia tuntaskan lebih cepat dari target yang diberikan Presiden Jokowi.

“Penurunan harga bapok turun signifikan. Intinya untuk stabilisasi harga serta ketersediaan bahan pokok. Untuk harga minyak goreng awalnya enggak terkendali, diperintah agar dalam 2 bulan diselesaikan. Ditanya presiden, dan saya jawab 2 minggu selesai untuk Jawa-Bali, 3 minggu untuk Kalimantan-Sulawesi baru berikutnya Papua dan Maluku,” kata Zulhas, sapaan akrab Mendag dalam paparan Kinerja 100 Hari Kementerian Perdagangan di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Minggu (25/9/2022).

Untuk itu, kini Kemendag memastikan, bahan pokok memiliki harga yang stabil dan ketersediaan yang memadai.

Selain itu, harga minyak goreng rakyat dengan merek Minyakita telah didistribusikan hampir ke seluruh Indonesia yang dibanderol dengan harga Rp14 ribu per liter sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).

“Harga minyak goreng Minyakita Rp13 ribu dan tertinggi Rp14 ribu. Minyak goreng juga ada kategori yang branded atau yang ada mereknya. Ada yang harga dipatok Rp14 ribu bahkan kalau di Jawa harganya Rp13 ribu,” jelasnya.

Dia menuturkan, Kemendag di bawah kepemimpinannya merumuskan tata kelola dan penuntasan masalah secara tepat dan cepat. Ia mendasarkan penuntasan masalah di sektor perdagangan dengan mengurai instrumen yang berkaitan dengan masalah yang diiringi terjun langsung ke sejumlah stakeholder di sektor perdagangan.

“Ini kerjaan biasa, minyak turun ada instrumennya. Kalau kita denger orang. Seperti latihan silat itu, kan tajam jadinya kami menangkap benang merahnya. Saya juga meniru Pak Jokowi saja, terjun langsung ketemu asosiasi. Dengerin, ketemu instrumennya,” ungkap Mendag.

Sehingga, lanjut dia, Kemendag terus bekerja dengan menetapkan sejumlah penyelesaian masalah melalui pendekatan yang humanis kepada para stakeholder agar mendapatkan titik temu penyelesaian masalah secara tepat dan cepat

“Seperti minyak goreng kan 2 minggu migor turun. Dari masalah ini kan semua pengen bagus. Instrumennya kan biasanya pendekatan kekuasaan, akhirnya orang banyak ngantri. Kepanikan, enggak karuan. Akhirnya kita temui pengusahanya, pedagang dan ibu-ibu. Makanya kita ada benang merah dan bisa diselesaikan dalam waktu cepat,” imbuh dia.

“Bapok harus telaten, detail dan memahami yang dirasakan ibu-ibu. Kita bisa menjelaskan kepada masyarakat dengan tepat,” imbuh Mendag.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button