Market

Jurus Terakhir, Jokowi Akhirnya Beri Investor China lahan 34 Ribu Hektare di IKN

Sebagai investor utama andalan Pemerintahan Joko Widodo, kunjungan ke China menjadi kesempatan untuk menjamin berbagai proyek infrastruktur yang belum rampung di tahun terakhir. Termasuk untuk proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, investor China mendapat keistimewaan dengan jatah lahan hingga 34 ribu hektare untuk menaikkan pamor proyek ini.

Jatah lahan tersebut disampaikan Jokowi saat bertemu dengan pimpinan sejumlah perusahaan Negeri Tirai Bambu di Chengdu, China. “Ada 34 ribu ha lagi yang sudah siap lahannya dan bisa dimasuki oleh investor untuk properti, untuk kesehatan rumah sakit misalnya, untuk pendidikan, universitas dan juga untuk infrastruktur,” ujar Jokowi seperti menguti dalam keterangan resmi di akun sosmed Sekretariat Presiden, Jumat (28/7/2023).

Jokowi menekankan Indonesia terbuka untuk mendengarkan masukan dari pengusaha China. Ia juga meminta pengusaha yang hadir untuk menyampaikan apabila menemui kendala saat berinvestasi di Indonesia.

“Saya tahu (pengusaha) di sini sudah banyak yang masuk (investasi), mungkin bisa menyampaikan kepada rekan yang lain apakah ada kesulitan, apakah ada problem, saya kira bisa disampaikan,” jelasnya.

Keistimewaan investor China bagi Jokowi juga seiring dengan pernyataan Menko bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan yang mendampingi Presiden Jokowi ke China. Dia mengakui bahkan kedekatan dengan China merupakan saran dari Uni Emirat Arab (UEA).

Menko Luhut mengatakan, UEA menyarankan Indonesia untuk kerja sama dengan China dalam membangun IKN. “Menyangkut IKN, kerja sama dalam konteks perencanaan, karena tata kota yang mereka lakukan di Shenzhen itu sangat pengalaman. Di mana itu juga pihak UEA, Abu Dhabi, menyarankan kita untuk kerja sama dengan mereka (China),” kata Menko Luhut dikutip dari akun instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, Sabtu (29/7/2023).

Bahkan nantinya, IKN Nusantara akan mengacu pada salah satu kota modern Shenzhen. Bisa jadi nantinya IKN akan disulap mengikuti jejak kota Shenzhen. Sebab, tidak beralasan semangat ini.

Karena, Shenzhen sebelumnya merupakan desa kecil di perbatasan kota. Semasa kepemimpinan Deng Xiaoping, desa nelayan ini berubah menjadi kawasan ekonomi khusus sejak 1979.

Perkembangan dan pembangunan yang pesat, menjadikan Shenzhen salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia dalam 40 tahun terakhir.

Sejak saat itu, Shenzhen menjadi pelabuhan inti perdagangan ekspor dan impor internasional. Sejumlah perusahaan terkemuka di bidang teknologi lahir di Shenzhen, seperti Huawei, Tencent, Xunlei, dan masih banyak lagi.

Tak heran kalau Shenzhen menjadi pusat distribusi produk elektronik terbesar di China, bahkan Asia.

Selain itu, Shenzhen pernah dinobatkan sebagai Kota Desain oleh UNESCO dan menjadi anggota sejak 2008. Kota ini telah menjadi basis produksi pakaian terbesar di China. Tak hanya itu, bidang desain juga mencakup desain grafis, industri, interior, mainan, perhiasan, dan lainnya.

Back to top button