Arena

Jendela Transfer Musim Panas: Liga Italia Sepi Pemain Bintang

Jendela transfer musim panas ini membawa kabar yang kurang menyenangkan bagi Liga Italia. Ada fenomena yang menguatkan kesan bahwa Liga Italia hanya menjadi batu loncatan bagi pesepak bola di Benua Biru. Sejumlah bintang dan talenta terbaik ditinggalkan, menyisakan rasa prihatin bagi penggemar sepak bola dunia.

Salah satu kasus terbaru yang mencuri perhatian adalah striker muda Atalanta, Rasmus Hojlund (20), yang menjadi talenta terbaru yang dikabarkan hengkang dari Italia. Menurut laporan dari Fooball-Italia, Minggu (30/7/2023), pemain tim nasional Denmark ini sudah sepakat bergabung dengan Manchester United, klub Liga Inggris, dengan nilai transfer sebesar 75 juta euro atau sekitar Rp1,2 triliun.

Hojlund, yang sering dibandingkan dengan penyerang Norwegia milik Manchester City, Erling Haaland, menyetujui kontrak lima tahun sejak sepuluh hari lalu. “Dia hanya menginginkan United,” ungkap pakar transfer, Fabrizio Romano, lewat Twitter.

🚨The Glazers and Manchester United hierarchy look set to deliver what Ten Hag has been holding.
That’s because Rasmus Hojlund has agreed a deal to sign for the Old Trafford outfit, which would finally bring an end to Ten Hag’s gruelling pursuit of a new No.9. #MUFC

— Fabrizio Romano (@FabrizoRomanoz) July 30, 2023

Atalanta meraih keuntungan besar dari transfer ini, karena nilai jual Hojlund naik hampir lima kali lipat dalam 11 bulan. Klub ini membeli Hojlund dari Sturm Graz dengan nilai 17,2 juta euro (Rp 286 miliar) pada 27 Agustus 2022. Transfer Hojlund ke MU akan menjadi rekor penjualan Atalanta setelah Cristian Romero ke Tottenham Hotspur seharga 50 juta euro pada 30 Agustus 2022.

Sayangnya, kepergian Hojlund hanya menambah deretan bintang yang meninggalkan Italia. Sebelumnya, nama-nama seperti Dejan Kulusevski (Juventus), Sandro Tonali (AC Milan), Sergej Milinkovic-Savic (Lazio), Kim Min-jae (Napoli), dan Andre Onana (Inter Milan) sudah lebih dulu hengkang.

Tak berhenti di situ, Victor Osimhen, striker yang membantu Napoli menjadi juara Liga Italia musim lalu, diminati sejumlah klub besar, seperti Bayern Muenchen, Chelsea, MU, dan Al-Hilal. Napoli memasang banderol sebesar 180 juta euro (Rp 3 triliun) untuk Osimhen.

Namun, eksodus bintang ini tak diimbangi dengan hadirnya bintang baru di Italia. Hanya Milan yang aktif merekrut pemain dari luar Italia, dengan total pengeluaran 89 juta euro (Rp 1,5 triliun), terbesar di Italia sejauh ini.

Milan telah mendatangkan nama-nama seperti Ruben Loftus-Cheek dan Pulisic dari Chelsea, Samuel Chukwueze (Villarreal), Tijjani Reijnders (AZ Alkmaar), dan Noah Okafor (Salzburg). CEO Milan, Giorgio Furlani, optimis dengan investasi tersebut, klub akan menjalani musim yang bagus.

Salah satu faktor yang membuat pasifnya klub-klub Italia dalam bursa transfer adalah keterbatasan anggaran dan aturan keseimbangan neraca keuangan, Financial Fair Play (FFP). Misalnya, AS Roma terganjal FFP, terpaksa hanya mendatangkan pemain-pemain pinjaman dan berstatus bebas transfer, dan harus menjual sedikitnya enam pemain untuk memenuhi aturan FFP.

Kondisi ini menyiratkan bahwa liga yang pernah menjadi salah satu yang terkuat di Eropa ini perlu segera menyusun strategi agar bisa kembali bersaing dengan liga-liga top lainnya. Kehilangan bintang tidak hanya berdampak pada kualitas permainan, tapi juga pada daya tarik liga bagi penggemar dan sponsor. Situasi ini tentu menjadi tantangan serius bagi pengelola liga dan klub-klub di Italia dalam menjaga eksistensinya di peta sepak bola Eropa.

Back to top button