News

Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Tahun 2023 Tertinggi Sejak 2016

Kementerian Agama (Kemenag) melaporkan peningkatan jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal di Tanah Suci Pada Jumat (7/7/2023). Meski jemaah gelombang pertama telah memasuki fase kepulangan, jumlah kematian terus bertambah. Dalam waktu tiga hari, peningkatan kematian mencapai 84 orang, dari 361 orang pada Selasa (4/7) menjadi 445 orang.

Tercatat, angka 445 ini merupakan jumlah tertinggi pada hari ke-45 penyelenggaraan ibadah haji sejak tahun 2016. Meskipun angka ini masih lebih rendah dibanding tahun 2015, yang mencatatkan 486 jemaah meninggal akibat tragedi jatuhnya crane.

Pada tahun ini, jemaah lanjut usia menempati 30 persen dari total jemaah yang wafat. Data menunjukkan bahwa sebagian besar kematian disebabkan oleh penyakit jantung, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag, Akhmad Fauzin.

“Ya meninggal itu banyak hal, tapi rata-rata yang meninggal jantung ya,” ungkap Fauzin pada Selasa (4/7).

Fauzin juga menjelaskan bahwa semua jemaah haji Indonesia yang meninggal di Arab Saudi, akan dimakamkan di sana. “Kalau yang meninggal di sana dimakamkan di sana, hajinya dibadalhajikan (bagi yang wafat sebelum puncak haji), artinya diganti oleh petugas. Tidak ada (jenazah yang dibawa pulang ke RI),” kata Fauzin.

Menanggapi situasi ini, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengingatkan para jemaah haji untuk menjaga kesehatan. Ia meminta mereka untuk tidak memaksakan diri melakukan ibadah di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi jika kondisi fisik tidak memungkinkan.

“Kita memohon betul kepada jemaah haji yang memiliki keterbatasan baik fisik kesehatan usia agar menahan diri untuk tidak melaksanakan ibadah umrah atau ibadah sunah lain yang terlalu diforsir,” kata Yaqut pada Minggu (2/7).

Sementara itu, proses pemulangan jemaah haji ke Indonesia terus berlangsung secara bertahap. Hingga saat ini, sudah 12.604 jemaah yang telah tiba di Tanah Air.

Back to top button