News

Jelang Putusan MK, Survei SMRC: 64 Persen Tolak Sistem Pemilu Tertutup

Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil surveinya mengenai pendapat masyarakat soal sistem pemilihan umum (pemilu) yang dijadwalkan diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis (15/6/2023). Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menyebut sebanyak 64 persen masyarakat tetap tidak setuju dengan sistem pemilihan terbuka dan akan menolak putusan MK jika dinyatakan demikian.

“Mayoritas dari yang tahu itu menyatakan tidak mendukung dalam survei terakhir pada bulan Mei dan 64% menyatakan tidak mendukung seandainya MK memutuskan sistem pemilihan menjadi tertutup atau mengubah mengabulkan gugatan,” kata Deni dikutip inilah.com di Jakarta, Senin (12/6/2023).

Survei mengenai opini pemilihan kritis terhadap sistem pemilu ini berlangsung dari 30 sampai 31 Mei 2023. Survei ini dilakukan dengan teknik memilih sampel melalui telepon acak dengan melibatkan 909 responden dan margin of error sebesar kurang lebih 3,3 persen.

Deni menyebutkan dalam temuannya masih terdapat 24 persen masyarakat yang mengetahui mengenai isu gugatan sistem pemilu ini dari hasil survei sebelumnya yang hanya mendapatkan angka 14 persen masyarakat yang mengetahui masalah pemilu ini.

“Gugatan ini memang mayoritas tidak mengetahui tidak mengikuti tapi cukup banyak lah gitu 24 persen ini dan ada peningkatan pengetahuan publik dibanding survei sebelumnya pada bulan Februari ya 14 persen  sekarang sudah mulai lebih banyak yang mengetahui,” ungkap Deni.

Lebih lanjut pihaknya kemudian menanyakan setuju atau tidak jika MK memutuskan kembali pemilu legislatif dengan mencoblos logo partai saja. Hasilnya, hanya 31 persen saja yang mendukung putusan MK tersebut dan sisanya menolak.

“Yang akan mendukung 31 persen, lebih sedikit ya dua kali lebih banyak ya tidak mendukung atau menolak,” ujar Deni.

Selain itu, hasil ini menunjukan konsistensi masyarakat terhadap penolakan pengembalian sistem pemilu legislatif dengan mencoblos partai dan masyarakat lebih menyukai memilih wakil rakyat mereka secara langsung dari hasil survei 14 sampai 17 Februari yang lalu.

“Ini konsisten nih dari dua kali survei pada Februari maupun Mei itu jumlah yang mengatakan tidak akan mendukung seandainya pemilihan menjadi tertutup itu selalu lebih banyak pendukung,” jelas Deni.

Back to top button