Market

Jelang Akhir Pekan, Rupiah Makin Ambles ke Level Rp16.260/US$


Menjelang akhir pekan, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS (US$), semakin merosot ke level terdalam. Lagi-lagi, konflik Iran-Israel yang disalahkan. 

Mungkin anda suka

Pada akhir perdagangan Jumat (19/4/2024), nilai tukar rupiah melemah ke level Rp16.260, sebelumnya Rp16.179 per dolar AS. “Pedagang mengalihkan pandangan terhadap aset safe haven mata uang yaitu dolar AS,” kata analis Finex Brahmantya Himawan, Jakarta, Jumat (19/4/2024).

Saat ini, kata Brahmantya, tren penguatan dolar AS masih terlihat, sehingga rupiah berpotensi akan terdepresiasi lebih lanjut.

“Selain konflik geopolitik, pelemahan rupiah juga dipengaruhi pemangkasan suku bunga kebijakan AS yang berpotensi tidak akan terjadi dalam waktu dekat,” kata dia.

Penundaan itu, kata Btahmantya, dikarenakan inflasi AS masih jauh dari target Bank Sentral AS (The Fed) sebesar 2 persen. Meski, data ekonomi AS masih cukup solid.

Beberapa rilisan angka fundamental penting AS yang mendukung kekokohan dolar AS, di antaranya berupa angka inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2024 secara bulanan naik menjadi 0,4 persen dari perkiraan 0,3 persen, sedangkan angka IHK periode tahunan juga meningkat menjadi 3,5 persen dari periode sebelumnya yang hanya 3,2 persen.

Ketua The Fed Jerome Powel masih menanti isyarat dan angka inflasi mengarah ke 2 persen.

Angka penjualan ritel AS yang naik menjadi 0,7 persen jauh di atas perkiraan hanya 0,4 persen, serta klaim pengangguran yang cenderung berkurang, mengukuhkan penguatan dolar AS terhadap rupiah.

Jeda pemangkasan suku bunga yang tidak akan terjadi dalam waktu dekat oleh The Fed, karena inflasi tidak mencapai target membuat mata uang lain di seluruh dunia, tidak hanya rupiah melemah terhadap dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada turun ke level Rp16.280 per dolar AS, dari sebelumnya sebesar Rp16.177 per dolar AS.
 

Back to top button