Market

Jangan Remehkan Kopi Indonesia, Transaksi Rp39,81 Miliar di Taiwan

Kantor Dagang dan Ekonomi (KDEI) di Taipei, Taiwan ikut pameran Taichung International Tea, Wine, Coffee, and Bakery Show di Taipei, Taiwan. Hasilnya maksimal. Tercipta transaksi US$2,66 juta, setara Rp39,81 miliar.

“Ini membuktikan produk kopi Indonesia semakin mendapat tempat di pasar Taiwan dan KDEI akan terus berupaya untuk meningkatkan nilai ekspor dari berbagai produk kopi di Taiwan,” ujar Kepala KDEI Taipei, Iqbal Shofwan, Jumat (13/7/2023).

Iqbal menyebut, dalam dua dekade terakhir, pasar kopi di Taiwan terus menunjukkan perkembangan. Sebelummya, konsumen pasar Taiwan merupakan penikmat teh sejati. “Peningkatan permintaan kopi dari pasar Taiwan mendatangkan peluang bagi pemasok kopi dari seluruh dunia,” ujarnya.

Iqbal mengungkapkan, produk kopi Indonesia telah memiliki pangsa pasar tersendiri di Taiwan. Pada 2022, ekspor kopi Indonesia ke Taiwan mencapai US$17,34 juta, naik 21,36 persen dari tahun sebelumnya. Ekspor kopi dari Indonesia tersebut setara 6,2 persen dari total impor Taiwan. Namun, persaingan ekspor ke Taiwan semakin sengit seiring maraknya kopi dari kawasan Amerika Selatan dan Afrika.

“Untuk itu, KDEI Taipei ingin lebih melakukan penetrasi ke pasar Taiwan. Ini menjadi salah satu alasan KDEI Taipei untuk hadir di pameran ini yaitu untuk menjaga dan meningkatkan pasar yang sudah terbangun,” jelas Iqbal.

Pada keikutsertaan tahun ini, Paviliun Indonesia hadir degan dengan tema “One Step Further”. Pada pameran ini Paviliun Indonesia menghadirkan berbagai produk, diantaranya biji kopi, teh, jamu, coklat, serta kopi yang dipadu dengan herbal.

“Melalui tema tersebut, KDEI Taipei ingin menyampaikan pesan, saat ini Indonesia selangkah lebih jauh. Tidak hanya sekedar pemasok biji kopi, tetapi juga telah memiliki berbagai produk olahan kopi serta produk pendukung seperti mesin yang ditampilkan pada pameran kali ini,“ jelas Iqbal.

Pada perhelatan kali ini, Pavilun Indonesia menampilkan produk bijih kopi (green beans dan roasting beans) dengan merek AWI kopi, Bencoolen, Tanamera, Aro Mas Mulia, dan EOE. Khusus, EOE, perusahaan ini merupakan eksportir Indonesia sekaligus distributor kopi di Taiwan yang digandeng KDEI. Selama pameran, perusahaan ini memperkenalkan varian kopi premium seperti luwak dan wine coffee. Selain itu, EOE juga memperkenalkan varian kopi specialty Indonesia seperti mendailing, gayo, toraja melalui kegiatan coffee tasting.

Pada pameran, Paviliun Indonesia juga menghadirkan mesin panggang kopi berukuran mini buatan Bandung, Jawa Barat dengan merek Suji Mini Roaster 100. Mesin ini didesain untuk penggemar berat kopi, mengingat kapasitas mesin tersebut hanya untuk 100 hingga 200 gram biji kopi.

Selama pameran, pengunjung paviliun diberikan kesempatan untuk merasakan pengalaman secara langsung melakukan coffee roasting. Animo pengunjung untuk produk ini cukup tinggi, terlihat dari respon positif pengunjung yang mencoba variasi produk kopi Indonesia. Sebagian besar pengunjung juga tertarik menjadi distributor dari produk tersebut.

Paviliun Indonesia juga menghadirkan teh dengan merek Kepala Djenggot, Herbora, dan Rumah Rempah. Selain itu, jamu dari Indonesia turut dipamerkan di Paviliun Indonesia dengan kemasan yang lebih modern dan mudah dikonsumsi.

“KDEI Taipei berkomitmen untuk memperkenalkan produk-produk andalan Indonesia lainnya,” imbuh Iqbal.

Pada pameran kali ini, Paviliun Indonesia juga mengundang perusahaan pembuat coklat Taiwan, dengan merek Charming. Perusahaan ini merupakan produsen coklat yang menggunakan bahan baku dari Indonesia. Merek ini didirikan sejak 1983 dan telah memiliki pasar tersendiri di Taiwan.

“KDEI Taipei mengundang merek tersebut agar bergabung. Mengingat impor Taiwan untuk coklat Indonesia mencapai USD 826,52 ribu pada 2022. Harapannya pasar komoditas coklat Indonesia di Taiwan dapat tetap dipertahankan,” pungkas Iqbal.

Back to top button