Hangout

Jangan Asal, Ini Cara Simpan ASI dan MPASI Agar Tidak Terkontaminasi Bakteri


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti pentingnya penyimpanan dan pengolahan Air Susu Ibu (ASI) dan makananan pendamping ASI (MPASI) bagi anak-anak dan bayi di bawah lima tahun.  

Hal ini disampaikan oleh anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik, dr. Yoga Devaera, Sp.A(K) dalam seminar bertajuk “Food Safety: Safe Food Now For Better Tomorrow”.

“Untuk anak-anak di bawah lima tahun, apalagi bayi, untuk ASI sendiri merupakan makanan terbaik untuk bayi. Untuk itu penting mengetahui cara menyimpan dan mengolahnya dengan benar,” ungkap Yoga, Sabtu (27/1/2024). 

Yoga juga menyarankan ASI yang telah dibekukan untuk tidak disimpan dalam suhu ruang dalam waktu yang panjang. Pasalnya, bakteri yang mengkontaminasi makanan dapat dengan mudah berkembang biak di suhu 25-48 derajat celcius tersebut. 

Untuk mencegah terjadinya hal ini, dapat melakukan dua metode pencairan, yakni menggunakan lemari pendingin atau merendam kantong ASI dalam mangkuk berisi air hangat. 

“Dari caranya, entah pisahkan dari freezer ke bagian lemari pendingin, tentunya cairnya akan lebih lama. Atau kalau buru-buru, maka berikan dalam mangkuk yang panas jadi kita langsung dicairkan,” tambah Yoga.

Ketua Staf Medis Fungsional IKA RSUI juga menyebutkan, ASI masih aman dikonsumsi hingga 24 jam setelah dicairkan. Namun, perlu diingat pula perihal aturan 4 yakni ASI hanya dapat bertahan maksimal 4 jam di suhu ruang dan 4 hari di lemari pendingin.  

“Umurnya tentu enggak bisa sama. Yang dicairkan dalam wadah yang panas dan dia segera mencair tentu bisa disimpan dalam 24 jam. Berbeda dengan ASI yang kita diamkan dengan cara memindahkannya ke lemari pendingin,” ucapnya.

Selain penyimpanan asi yang baik, Yoga juga mengingatkan pentingnya menyimpan MPASI dengan tepat. Ia menganjurkan untuk menyimpan MPASI sesuai dengan rencana waktu kita akan mengonsumsinya. 

Ia menyebutkan, makanan yang tidak akan kita konsumsi dalam 2 jam, harus didinginkan. Untuk kurun waktu yang lebih lama, yakni lebih dari dua hari, maka dapat disimpan dalam lemari pembeku. 

“Kalau akan dikonsumsi dalam waktu beda hari maka sebaiknya dibekukan. Dibekukan tentunya lamanya akan panjang bisa 1-2 bulan tapi tentu begitu dia dibekukan tidak boleh bolak-balik ya,” paparnya. 

Untuk mencegah pemanasan berulang kali, Yoga menyarankan untuk membagi porsi makanan sesuai porsi sekali makan.

“Dan pada saat akan dikonsumsi, tentu harus dipanaskan kembali dan pemanasannya harus rata. Tidak boleh bagian luarnya saja, bagian dalamnya tidak dipanaskan. Diketahui, MPASI buatan rumah dapat bertahan 1-2 hari di kulkas dan 1-2 bulan di freezer. 

Sedangkan makanan nabati seperti buah dan sayu akan tahan selama 2-3 hari (kulkas) dan 6-8 bulan (freezer).

Lain halnya dengan produk hewani seperti daging dan telur yang hanya bertahan 1 hari (kulkas) serta 1-2 bulan di freezer.

Back to top button