Market

Jamin Daging Kurban Sehat, Kementan Berburu Sapi Sakit “Lato-lato”

Dengan mewabahnya virus lato-lato yang terjadi pada sapi maka membuat khawatir masyarakat menjelang Idul Adha 2023 ini. Namun Kementerian Pertanian telah menurunkan tim pemantauan hewan kurban untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah menegaskan langkah ini sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjamin bahwa hewan yang dikurbankan adalah hewan yang sehat dan proses pemotongan memenuhi standar higiene sanitasi.

“Pada pelaksanaan Pemotongan Hewan Kurban kali ini, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menurunkan 240 petugas pemantau hewan kurban yang berasal dari Kantor Pusat Kementerian Pertanian dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Ditjen PKH. Tim ini akan bertugas di wilayah Jabodetabek mulai dari tempat penjualan hewan kurban hingga pelaksanaan pemotongan hewan kurban khususnya di luar RPH,” ujar Nasrullah, saat acara Pelepasan dan Pembekalan Tim Pemantauan Kurban tahun 1444 H/2023 M di Kantor Pusat Kementerian Pertanian seperti dikutip dari keterangan tertulis, Ahad (25/6/2023).

Penyakit Lato-lato pada hewan ternak sapi adalah penyakit seperti bisul sehingga kulit sapi terlihat ada benjolan. Kalau sudah pecah maka akan memicu pembusukan di badan sapi. Dampaknya, sapi tidak nafsu makan dan akhirnya mati.

Nasrullah menyebutkan, berdasarkan data sementara yang terkumpul total tim pemantau hewan kurban, yang meliputi tenaga medik dan paramedik veteriner di Indonesia saat ini ada sebanyak 9.384 yang meliputi 6.385 petugas dinas dan 2.759 petugas yang berasal universitas.

“Kita himbau juga agar dari Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan seluruh Indonesia, serta Organisasi Profesi baik PB-PDHI untuk menggerakkan PDHI Cabang di seluruh Indonesia dan Paramedik Veteriner Indonesia (PAVETI), serta Fakultas Kedokteran Hewan dari 13 universitas di Indonesia, untuk berpartisipasi aktif dalam memantau pelaksanaan kurban di lapangan,” kata Nasrullah.

Selain itu, pada tahun ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan juga bekerjasama dengan tim yang berasal dari Pusat Pembinaan dan Pengawasan, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama turut bergabung dalam kegiatan pemantauan kurban.

“Hal ini sebagai langkah nyata untuk meningkatkan pembinaan dan pengawasan teknis pemotongan hewan kurban sebagai upaya menghadirkan ternak terbaik berstandar ASUH bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyrakat Veteriner, Syamsul Ma’arif menyampaikan, selain menjamin hewan kurban sehat dan bebas dari penyakit hewan dan zoonosis, Kementan juga fokus untuk memastikan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban agar memenuhi persyaratan syariat Islam dan kesejahteraan hewan, serta pendistribusian daging kurban yang memenuhi persyaratan higienis dan sanitasi, serta keamanan pangan.

Back to top button